Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hindari Kebiasaan Ini Agar Tak Terjerat Utang Pinjol!

        Hindari Kebiasaan Ini Agar Tak Terjerat Utang Pinjol! Kredit Foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pinjaman online (pinjol) kembali meresahkan masyarakat. Pasalnya, utang di pinjol bisa berujung berlipat ganda, bahkan hingga berkali-kali lipat, akibat bunga yang berlaku. Sistem ini membuat masyarakat berpotensi menanggung utang yang besar akibat pinjol.

        Untuk menghindari risiko tersebut, masyarakat perlu mengatur rencana keuangan serta gaya hidup yang baik. Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno menggarisbawahi gaya hidup menjadi faktor penting yang perlu menjadi perhatian agar masyarakat tak terjerat risiko pinjol.

        "Sebelum ada pinjaman online, sudah ada kartu kredit yang dikenal gampang gesek, tinggal ambil barang, lalu gosok-gosok dada begitu terima tagihannya. Meski begitu, karena sudah jadi kebiasaan, belanja sekarang juga pakai sistem belanja sekarang tapi bayarnya ntar ntar besok. Itu menjadi kebiasaan yang saya lihat tidak baik," ujar Mike.

        Baca Juga: Cara Mengatasi Karyawan yang Terjerat Pinjol, Pelaku Usaha Wajib Tahu dan Bantu!

        Berdasarkan pengamatan Mike, masyarakat yang terjerat pinjol umumnya menggunakan uang pinjaman untuk membayar kebutuhan jangka pendek. "Padahal, mungkin saja kita tidak perlu membelanjakan barang tersebut, tapi karena satu dan lain hal, kita jadi menggampangkan."

        Sementara itu, pinjol memiliki sistem persetujuan yang mudah. Pinjol tidak melalui sistem verifikasi panjang, tak mewajibkan jaminan, dan tak menganalisis terlalu jauh kemampuan bayar para peminjam. Masalahnya, kemudahan ini justru menjadi bumerang bagi masyarakat. 

        "Ketika kita mengatakan  'ya', kita bisa mendapat pinjaman," tutur Mike.

        Terlebih, Mike mengungkapkan pinjol dirancang untuk bersifat adiksi agar masyarakat melakukan peminjaman berulang. Cara ini dilakukan dengan penawaran pinjaman yang nilainya tidak besar namun mudah didapatkan berkali-kali.

        "Ketika kebutuhannya belum terpenuhi, akan ada pancingan untuk pinjam lagi."

        Mike melanjutkan, "Kalau kita sudah mengandalkan pinjol untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek kita, itu berarti kita memiliki gaya hidup di luar kemampuan kita. Dari sudut pandang saya, itu tidak baik."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: