Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Peluang dan Potensi Open Finance di Indonesia

        Peluang dan Potensi Open Finance di Indonesia Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Inklusi keuangan telah menjadi topik yang penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Sebuah laporan yang disusun oleh Katadata Insight Center bersama dengan Finantier berjudul "Open Finance Deep Dive Report: Unlocking the Potential of Open Finance in Indonesia" mencatat bahwa open finance menjadi salah satu peluang potensial untuk mengatasi tantangan dalam peningkatan inklusi keuangan di Indonesia.

        Melihat pada inklusi keuangan di Indonesia yang masih cukup rendah, Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) I Nyoman Adhiarna menyampaikan bahwa open finance dapat menjadi sebuah modal dalam upaya untuk mendorong inklusi keuangan.

        Hal ini selaras dengan catatan dalam laporan tersebut bahwa open finance yang merupakan tahap lanjutan dari open banking di mana semua lembaga keuangan yang terlibat di dalam ekosistem dapat berbagi data melalui API terbuka untuk membuka akses ke layanan keuangan ini memiliki potensi untuk meningkatkan inklusi keuangan bagi kelompok masyarakat unbanked dan underbanked dengan menggunakan sumber data alternatif untuk penilaian kelayakan kredit. Proses ini tentunya juga membutuhkan persetujuan dari konsumen sebagai pemilik data.

        Baca Juga: Katadata dan Finantier Luncurkan Laporan Potensi Open Finance di Indonesia

        "Terkait dengan open finance, jadi kami di Kementerian Kominfo khususnya di Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika melihat bahwa open finance ini sangat baik untuk mendorong dan membantu mempercepat digitalisasi di sektor bisnis," tutur I Nyoman dalam acara peluncuran laporan pada Rabu (16/11/2022). Ia menambahkan, "dan [implementasi open finance] pada akhirnya akan mendorong transformasi digital di sektor bisnis dan ekonomi di Indonesia."

        Dengan laporan yang disusun menggunakan metode desk research, wawancara, dan focus group discussion bersama dengan pemangku kepentingan terkait dan penghitungan data sekunder, penelitian ini mencatat bahwa terkait dengan potensi open finance ini, narasumber dari industri keuangan menilai bahwa open finance dapat mencegah risiko penipuan dan mengefisiensikan biaya operasional karena pertukaran data dilakukan langsung antar institusi.

        Hal ini karena open finance memungkinkan beragam penggunaan melalui API yang diperkaya data. Beberapa use case open finance termasuk account aggregation, verification, alternative credit scoring, dan payment automation. Oleh karenanya Edwin Kusuma selaku Co-Founder dan Chief Operating Officer Finantier menyebutkan bahwa open finance dapat menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencapai inklusi keuangan di Indonesia.

        "Implementasi open finance menguntungkan konsumen karena mereka memiliki dan mengelola akses terhadap data keuangannya. Di sisi lain, perusahaan dapat meminimalkan risiko dan biaya operasional dengan meningkatkan kualitas data konsumennya," ujar Edwin.

        Dengan estimasi potensi pasar mencapai sekitar US$2 miliar, open finance ini juga memiliki potensi yang besar untuk kolaborasi fintech dengan perbankan termasuk dalam menciptakan sumber pendapatan baru (fee-based income).

        Selaras dengan ini, Dr. Rizal Edwin Manansang, Ak., M.Sc, selaku Asisten Deputi Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga turut menyampaikan bahwa kehadiran open finance di Indonesia dapat menjadi akselerator transformasi digital industri perbankan karena pesatnya perkembangan teknologi digital di Indonesia. Tidak hanya itu, open finance juga dapat menjadi jembatan antara industri perbankan dengan fintech untuk mempercepat inovasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

        Ia menerangkan bahwa, "meningkatnya preferensi masyarakat pada layanan ekonomi dan keuangan digital menyebabkan data-data ekonomi dan keuangan menjadi sangat penting, dengan open finance, data-data yang dikumpulkan dan dibagikan tentunya ini berdasarkan kesepakatan yang sudah dibuat terlebih dahulu, dapat diproses lebih lanjut oleh para pihak yang berkepentingan guna menghasilkan informasi yang berharga, misalnya untuk mengetahui preferensi konsumen sehingga perusahaan dapat menawarkan produk atau jasa yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat."

        Ia juga menambahkan ada beberapa manfaat dari implementasi open finance, misalnya akan lebih mudah untuk pembukaan rekening, kemudian kemudahan dalam profiling customer, dan akan memperluas inklusi keuangan serta personalisasi produk dan layanan, otomatisasi proses dan juga penilaian kredit yang lebih baik.

        Menjelaskan arah dari tren open finance ini, Dr. Rizal menyampaikan, "dari sisi konsumen open finance menonjolkan dari sisi customer experience, artinya aktivitas customer ini terhubung pada berbagai platform transaksi konsumen."

        Maksudnya, melalui open finance ini konsumen atau masyarakat akan memiliki akses penuh pada rekam jejak keuangan mereka sehingga mereka juga akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang posisi keuangan, kebiasaan belanja, sampai aktivitas keuangan yang lain yang pada akhirnya mereka juga dapat menggunakannya untuk meningkatkan kesejahteraan finansial dan juga mendorong perluasan inklusi keuangan di tanah air.

        "Kemudian dari sisi pelaku usaha, open finance ini akan mendorong peningkatan pertumbuhan bisnis, meningkatkan efektivitas, dan juga mendorong peningkatan customer engagement," tambahnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Nurdianti
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: