Jawaban Tegas Presiden PKS Jika Anies Baswedan Berjodoh dengan Puan Maharani di Pilpres 2024: Masalah Ini Kami Nggak…
Anies Baswedan mendapat sorotan karena meskipun gelombang dukungan menjadi presiden tak lagi dapat dibendung, sejauh ini baru NasDem yang sudah berani mendelarasikan dirinya menjadi Capres.
Dua partai lain yang meruoakan bagian dari calon koalisi yakni PKS dan Demokrat sampai saat ini belum menegaskan sikap meski baik Anies dan tiga partai tersebut rutin dan intens melakukan komunikasi.
Dengan situasi yang demikian, segala hal masih bisa terjadi pada Anies Baswedan termasuk kemungkinan diduetkan dengan Puan Maharani. Hal ini juga yan ditanyakan oleh Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun saat tampil bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Apakah PKS akan tetap mendukung?
Syaikhu menegaskan segala bentuk dukung mendukung pasanga calon bukanlah urusan pribadi.
“Masalah dukungan ini kita nggak pribadi, kembali saya kalau memang ada potensi sepeti itu ya akan sampaikan ke Majelis Syuro bagaimana pertimbangan menentukan kemana kita akan berkoalisi, kemana kita akan memilih capres-cawapresnya,” jelasnya.
Baca Juga: Kasus KM 50 Harus Dibawa ke Pengadilan HAM, Habib Rizieq: Rezim Ini Akan Berganti Insya Allah!
Syaikhu menegaskan bahwa PKS harus melakukan mekanisme partainya terkait masalah pencapresan yakni Majelis Syuro.
“Jadi ini mekanisme yang diberlakukan di PKS, jadi seluruh masukan-masukan terkait dengan capres-cawapres akan dibahas di sana,” jelas Syaikhu
Di internal PKS sendiri, Syaikhu menegaskan sudah ada proses yang berjalan mengenai pecapresan ini. Ia menyebut bahwa pihaknya telah punya guidance atau syarat kriteria dalam menentukkan sosok pemimin yang akan diusung pada Pilpres 2024.
“PKS akan menentukkan pilihan pada calon pemimpin nasional baik capres-cawapres dengan tiga kriteria,” jelasnya.
Kriteria pertama yang PKS tetapkan untuk calon yang akan diusung adalah sosok yang punya karakter Nasionalis-Religius.
“Pertama memiliki karakter nasionalis religius,” tambahya.
Syarat kedua yang Syaikhu ungkaoka adalah sosok calon pemimpin tersebut harus menjadi simbol atau representasi dai perubahan.
“Kedua, ini yang tadi disebutkan, dia menjadi simbol perubahan,” jelasnya.
Syarat ketiga atau terakhir yang syaikhu ugkapkan adalah sosok calon pemimpin tersebut harus punya peluang untuk menang. “Satu hal lagi yaitu pobability-nya untuk menang ada,” tambahya.
Syaikhu menegaskan sampai sekarang komunikasi dan pembahasan bersama Demokrat dan NasDem terus terjalin untuk mencapai kata sepakat di berbagai hal sebagai sebuah kekuatan koalisi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto