Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Boni Hargens Singgung Pilkada DKI 2017, Jawaban Nasdem Telak: Yang Politik Identitas itu Ahok

        Boni Hargens Singgung Pilkada DKI 2017, Jawaban Nasdem Telak: Yang Politik Identitas itu Ahok Kredit Foto: Twitter/Rudi Valinka
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Meski pemilihan presiden baru dilangsungkan pada 2024 mendatang, namun suhu dan tensi politik saat ini sudah mulai panas. Adalah bakal calon presiden Partai NasDem, Anies Baswedan yang terus mendapatkan sorotan dan dikait-kaitkan dengan politik identitas.

        Pengamat politik, Boni Hargens, menilai Anies mendekati tokoh agama untuk memberi kesan ia untuk Indonesia. Hal itu diungkapkan Boni Hargens dalam acara di kanal Youtube Indonesia Lawyers Club yang dikutip FAJAR.CO.ID, Jumat (18/11/2022).

        Boni juga menilai Anies yang juga calon presiden yang diusung Partai NasDem itu telah memahami keadaannya bahwa rakyat Indonesia tidak menerima pemimpin yang terlalu berbau Kearab-araban. Baca Juga: Soal Permainan Politik Identitas, Boni Hargens: Ada Peran Oligarki

        "Pak Anies Baswedan memahami keadaannya bahwa rakyat Indonesia tidak menerima pemimpin yang terlalu berbau ke-Arab-araban, bukan wajahnya, mental berpikirnya," beber Dosen UI ini.

        "Nah maka dia (Anies, red) mencoba mendekati biara-biara, gereja-gereja, pendeta-pendeta, memberi kesan bahwa ini Anies untuk Indonesia. Pertanyaannya, benarkah Anies untuk Indonesia atau ini hanya demokrasi mau dijadikan kuda troya? Dan itu pertanyaan terbesarnya," beber dia.

        Boni Hargens menyinggung soal Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. "Kalau kesadaran itu ada, kenapa 2017 kita nikmati betul itu menang pilkada dengan menjual agama?" beber dia.

        Tak hanya itu, Boni Hargens menilai tidak ada penyesalan dan ucapan permintaan maaf kepada publik atas kemenangannya yang dinilai telah melukai peradaban dan sejarah demokrasi di Indonesia.

        "Dan tidak ada penyesalan, tidak ada itu ucapan permintaan maaf secara terbuka kepada publik bahwa kemenangan ini telah melukai peradaban dan sejarah demokrasi Indonesia, maka atas nama kandidat yang terpilih saya mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atau sehancurnya peradaban ini meskipun saya terima kemenangan ini sebagai kehormatan terhadap demokrasi," tegas Boni Hargens.

        Ketua DPP Partai NasDem, Effendy Choirie, pun menanggapi pernyataan Boni Hargens itu. Dia menegaskan, adanya politik identitas saat Pilkada 2017 lalu itu bukan disebabkan oleh Anies Baswedan, melainkan karena dipicu oleh pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

        "Lahirnya Pemilu Jakarta yang seperti itu sebetulnya faktor utamanya bukan Anies, tapi Ahok. Orang Kristen, Cina mengutip ayat Alquran. Berangkatnya dari situ yang menafsirkan ayat semaunya, di sini sebetulnya titik tolaknya," tegas Ketua DPP Partai NasDem. Baca Juga: NasDem Sebut Pemicu Politik Identitas Itu Ahok Bukan Anies, PDIP Langsung Ingat Kejadian Ini: Luka Kita Semua!

        Sehingga, beber Effendy Choirie, menimbulkan reaksi dari umat Islam yang merasa tersinggung atas ucapannya. Namun, lawan politik Anies menuding bahwa saat itu reaksi yang timbul dari pernyataan Ahok dianggap sebagai politik identitas yang dialamatkan pada Anies.

        "Kemudian ada reaksi yang berbau agama itu kemudian dijadikan satu framing seolah ini politik identitas dan di alamatkan kepada Anies. Ini yang harus kita bantah, itu ahistoris. Itu tidak faktual, itu karangan, itu framing," urai Choirie.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: