Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jelang Lengser, Refly Harun Pertanyakan Janji Revolusi Mental Presiden Jokowi

        Jelang Lengser, Refly Harun Pertanyakan Janji Revolusi Mental Presiden Jokowi Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pakar hukum tata negara Refly Harun mempertanyakan janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang revolusi mental jelang masa lengsernya tahun 2024 mendatang. 

        “Seperti saya sampaikan dalam diskusi hal yang sifatnya kualitatif misalnya tugas konstitusional untuk melindungi segenap bangsa. Apakah selama pemerintahan presiden Jokowi rakyat merasa terlindungi in general?,” tanya Refly melansir dari youtube channelnya, Kamis (01/12/22).

        Baca Juga: Prabowo Subianto dan Gerindra Harap Hati-hati, Dukungan Presiden Jokowi Disinyalir Janji Manis Belaka

        “Kedua apakah rakyat dibawa kepada kesejahteraan in general? Apakah rakyat kemudian dibawa kepada suasana penuh dengan kecerdasan in generasi sebagaimana tugas konstitusional?,” tambah dia.

        Menurut Refly, pemerintahan Jokowi kurang atau bahkan tidak melindungi segenap bangsa. Pemerintahan ini pun tidak atau belum membawa pada kesejahteraan umum dan pemerintahan. 

        “Ini justru tidak mencerdaskan dalam banyak hal. Ya merepresi pikiran perbedaan pendapat tidak bisa dibiarkan menjadi sesuatu yang biasa saja. Tetapi direpresi, misalnya,” kata dia. 

        “Dan kita belum lagi menjadi pemain ulung di dunia internasional untuk mengirimkan duta-juta perdamaian misalnya. Indonesia justru dalam kepemimpinan Jokowi enggak dipandang sama dunia internasional,” tambahnya.

        Baca Juga: Kepada Anak Buahnya, Jokowi Perintahkan Hilirisasi Terus Berlanjut

        Ia juga mengatakan meski Indonesia baru saja menjadi tuan rumah G20, itu tidak bisa dipandang sebagai prestasi hebat karena G20 itu bergilur di antara negara-negara anggota G20 itu sendiri. 

        “Jadi cepat atau lambat, Indonesia akan mendapatkan bagiannya. Kalau kita mau membuat sebuah perbandingan, ya kita bikinlah sebuah perbandingan yang objektif ya,” ungkap dia. 



        Ditambah, ia juga mempaetanyakan janji Presiden Jokowi tentang revolusi mental.

        “Kalau kita ingat kampanye presiden Jokowi pada era keduanya adalah membangun sumber daya manusia. Tetapi kan kita tidak melihat sama sekali seperti apa revolusi mental itu? Apa realisasi dari revolusi mental itu? Apa ukurannya itu berhasil atau tidak?” tambah dia.

        Pada periode kedua ini janji tersebut kata Refly makin hilang. Kemudian pada periode kedua pada saatnya kita memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia, juga tidak terlihat. 

        Baca Juga: Dari Soeharto Hingga SBY Santai Saja Saat Turun Jabatan, Rizal Ramli: Kok Jokowi Pre-mature Post Power Syndrome?

        “Tidak lihat kita, justru pendidikan kembang-kempis dan dana untuk infrastruktur-infrastruktur lagi yang ada,”katanya. 

        “Untuk IKN, untuk proyek mangkrak, untuk kereta cepat Bandung-Jakarta dan lain sebagainya,” tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: