Meski tak bisa lagi ikut kontestasi Pemilu 2024, Jokowi terpantau sibuk bermanuver dengan relawannya.
Mengenai hal ini, Pengamat Komunikasi dan Politik Jamiluddin Ritonga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) belajar dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menyikapi pilpres mendatang.
Pasalnya, Jamiluddin mengatakan soal pernyataan kriteria calon presiden (capres) yang dikemukakan Jokowi tampaknya sudah menyinggung petinggi PDIP.
Menurutnya, ketersinggungan kader PDIP itu wajar, karena Jokowi dinilai sudah melampaui kewenangan sebagai kader PDIP.
Selain itu, sebagai presiden, Jokowi terkesan sudah mengambil peran partai politik, khususnya ketua umum partai.
"Hal itu tentu kurang baik, karena bukan fungsi dan tugas presiden," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Rabu (30/11).
Dirinya melanjutkan, presiden idealnya secara terbuka tidak berpihak kepada salah satu bakal capres.
"Untuk itu, Jokowi perlu belajar kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menyikapi capres," ungkapnya.
Pasalnya, berkaca pada Pilpres 2014, SBY tidak memihak kepada pasangan capres.
"SBY terlihat memperlakukan pasangan capres sama," lanjutnya.
Akademisi Universitas Esa Unggul itu menyebut sosok negarawan SBY terlihat jelas, sehingga netralitas presiden mendapat pujian dari berbagai pihak.
"Hal itu tentunya dapat meningkatkan tensi politik. Padahal, tugas presiden salah satunya untuk menyejukan situasi politik," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto