Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kompak, Pemerintah dan Industri Keuangan Dukung Penuh Ekosistem KBLBB di Tanah Air

        Kompak, Pemerintah dan Industri Keuangan Dukung Penuh Ekosistem KBLBB di Tanah Air Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia telah menargetkan pencapaian Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. Untuk itu, pemerintah terus mendorong percepatan transisi energi. Salah satu upayanya ialah dengan gencar mengembangkan ekosistem Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik melalui berbagai regulasi.

        Misalnya dengan menerbitkan Perpres Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, PP Nomor 74 tahun 2021 dan Inpres Nomor 7 tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/ atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah.

        Selain regulasi, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier mengatakan, pemerintah juga mendorong kerjasama B2B untuk ride hailing dan logistik dalam penggunaan kendaraan listrik, dan sektor asuransi dan finance dalam pembiayaan, serta penjaminan sehingga mempercepat implementasi Kendaran Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Baca Juga: 4 Keunggulan Penggunaan Kendaraan Listrik di Indonesia Versi Menperin, Nomor 3 Paling Top!

        "Pemerintah mempunyai target KBLBB di instansi pemerintah pada tahun 2030 untuk roda empat mencapai 132 ribu unit dan roda dua mencapai 298 ribu unit," ujar Taufiek saat webinar Warta Ekonomi bertajuk Mengintip Peluang Pembiayaan dari Kendaraan Listrik bagi Industri Keuangan di Jakarta, Rabu (14/12/2022).

        Lebih lanjut, dia juga berharap insentif dan relaksasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat membuat industri keuangan semakin bergairah menyalurkan pembiayaan kendaraan listrik.

        Untuk diketahui, guna mendorong pengembangan KBLBB, OJK telah mengeluarkan berbagai stimulus dan relaksasi bagi seluruh sektor keuangan. Salah satu stimulus OJK untuk sektor perbankan dan multifinance ialah terkait perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) di perbankan atau bobot risiko aset di multifinance. Insentif ini menurunkan bobot risiko kredit (ATMR) menjadi 50 persen bagi produksi dan konsumsi KBLBB dari semula 75 persen yang dikeluarkan sejak tahun 2020 dan diperpanjang hingga 31 Desember 2023.

        "Seiring dengan penurunan bobot risiko kredit bagi kendaraan bermotor, kami berharap dukungan dari sektor keuangan dalam pembiayaan kendaraan listrik sehingga dapat membantu pemerintah dalam mempercepat popularisasi kendaraan listrik," imbuhnya.

        Dukungan Penuh Pelaku Industri

        Dalam kesempatan yang sama, EVP Pengembangan Produk Niaga PLN, Awaluddin Hafid menuturkan, satu liter BBM mobil dengan jarak tempuh 10 km setara dengan penggunaan 1,5 kWh mobil listrik. Emisi karbon 1 liter
        BBM setara dengan 2,6 Kg CO2 dan emisi carbon 1,5 kWh setara dengan 1,27 kg CO2, sehingga penggunaan kendaraanlistrik dapat menurunkan emisi sebesar 51% CO2.

        Oleh sebab itu, PLN secara konsisten mendorong pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik melalui berbagai inisiatif dan program parogram di seluruh Indonesia. Diantaranya dengan membangun Infrastruktur pengisian kendaraan listrik, Aplikasi PLN Mobile yang telah menyediakan fitur EV Vehicle dan Marketplace. Stimulus berupa diskon tarif pengisian, diskon tambah daya dan penyambungan baruuntuk EV Home Charger.

        "Lalu, kerjasama dengan ATPM Kendaraan Listrik roda 2 dan roda 4, dan PLN mempersiapkan bisnis kemitraan franchising Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) maupun Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU)," pungkasnya.

        Sementara itu, Brand and Marketing Director Wuling Motors Dian Asmahani mengakui, pasar mobil listrik di Indonesiaterus berkembang. Untuk itu, pihaknya meluncurkan Wuling Air EVsebagai mobil listrik di pasar Tanah Air dan produksi Indonesia. Baca Juga: Percepat Transisi Kendaraan Listrik, PLN Tambah Jumlah SPKLU di Kalbar

        "Hingga Oktober 2022, Wuling Air EV mendominasi segmen EV Indonesia dengan market share 73%. Setiap bulan lebih dari 1000 unit Wuling Air EV terjual," tukasnya.

        Senada, Direktur Utama BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance), Azizatun Azhimah mengatakan, penjualan kendaraan listrik diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan dukungan Pemerintah seperti bebas aturan ganjil genap, subsidi pajak, dan tersedianya charging point di tempat-tempat strategis.

        Adapun pemerintah menargetkan, produksi kendaraan listrik roda empat dan dua dapat mencapai 6 juta unit pada 2025 dan 12 juta unit pada 2035. Sementara data Gaikindo mencatat penjualan kendaraan listrik hingga Oktober 2022 (ytd) mencapai 7.893 unit, meningkat 1.052% dibandingkan Desember 2021 yang sebesar 685 unit.

        Untuk mengkadapi tren itu, BRI Finance terus bekerjasama dengan pelaku bisnis Kendaraan Bermotor Listrik  APM & Dealer, Asuransi; Lalu memberikan, produk yang menawan dan pelayanan prima; Pemahaman behavior dari kendaraan seperti maintenance, sparepart, dll; Penerapan Preventive and anticipative ways
        to mitigate uncertainties; dan Akselerasi portfolio dengan mengoptimalisasi kebijakan pemerintah terkait mobil listrik.

        "Selain itu, ada bunga 0% dengan Tenor 6 & 12 Bulan, dan DP 10% dengan tenor 1 s/d 6 Tahun, serta akan terus memperluas jaringan unit kerja pada tahun 2023," jelasnya.

        Sementara itu, Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF), Ristiawan Suherman mengungkapkan, ke depan Indonesia akan menjadi market yang sangat potensial untuk KBLBB. Namun memang tantangan harga kendaraan listrik masih relatif tinggi karena harga baterainya yang memang lumayan tinggi dibandingkan sparepart kendaraan bermotor konvensional. Baca Juga: Kemenperin: Insentif Mobil Listrik Capai Rp80 Juta dan Motor Listrik Rp8 Juta

        Tetapi, lanjut Dia, diluar itu ada opportunity yang cukup besar bahwa perbandingan biaya yang dikeluarkan mobil listrik (ketika digunakan) jauh lebih efisien dibandingkan mobil konvensional. Opportunity lain adalah komitmen kuat ATPM dan pemerintah dalam mempercepat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

        "Penjualan/ pembiayaan mobil listrik kita meningkat cukup tajam. Data per November 2022, realisasi kredit mobil listrik di CIMB Finance meningkat dua kali lipat lebih dari Rp17,62 miliar ke angka Rp46,43 miliar," tandasnya.

        Untuk itu, CNAF terus menggenjot pembiayaan kendaraan listrik melalui berbagai programnya seperti bunga 0% hingga 2 tahun, DP rendah mulai dari 30% dan tenor yang fleksibel. Hal ini sebagai komitmen nyata CNAF mendukung sustainable finance dan Indonesia yang lebih hijau.

        Turut mendukung acara ini, PT Mandiri Utama Finance (MUF). Yang baru-baru ini  berhasil menyalurkan pembiayaan kendaraan listrik atau atau electric vehicle (EV) sebesar Rp 38,8 miliar hingga Oktober 2022.

        Direktur Utama Mandiri Utama Finance Stanley Setia Atmadja mengatakan, perseroan akan terus mengembangkan produk pembiayaan tersebut seiring dengan perkembangan teknologi dan mendukung regulasi pemerintah dalam Peraturan Presiden (PP) Nomor 55 tahun 2019 untuk mendorong lembaga keuangan berpartisipasi pada program ini. 

        "Kami akan selalu mendukung fokus Pemerintah dalam memperluas penggunaan kendaraan listrik," kata Stanley kepada WE Finance.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: