Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bawaslu Ditantang Demokrat: Coba Kalau Berani Tegur Pejabat Negara yang Lakukan Kampanye Terselubung!

        Bawaslu Ditantang Demokrat: Coba Kalau Berani Tegur Pejabat Negara yang Lakukan Kampanye Terselubung! Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebelumnya, Komisioner Bawaslu RI Puadi meminta semua bakal calon presiden dan partai politik untuk tidak melakukan kampanye terselubung atau melakukan kampanye di rumah ibadah.

        Imbauan Bawaslu itu bertujuan untuk memastikan semua kontestan diperlakukan setara. Tak hanya itu, imbauan juga untuk menjaga suasana pelaksanaan Pemilu 2024 tetap kondusif.

        Menanggapi hal tersebut, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menantang Bawaslu, untuk menegur para pejabat negara yang melakukan kampanye terselubung. 

        Baca Juga: Omongan Orang Demokrat Bikin Ngeri: Akan Ada Dekrit Pemilu Ditunda, Berani Protes Langsung Ditangkap!

        Menurut Herzaky, banyak pejabat publik yang sudah memasang baliho wajahnya di mana-mana untuk sosialisasi diri.

        Utamanya bagi mereka yang ingin maju menjadi calon presiden atau calon wakil presiden Pemilu 2024.

        "Silakan saja Bawaslu menegur pihak-pihak yang dirasa melakukan kampanye di luar waktunya. Apalagi jika ada para pejabat negara yang katanya mau nyapres atau mau jadi cawapres. Muka menteri atau kepala daerahnya di mana-mana," kata Herzaky, Senin (19/12/2022).

        Herzaky mendorong agar Bawaslu mengawasi semua bakal kandidat yang akan menjadi kontestan di Pemilu 2024. Karenanya, Bawaslu tak mengkotak-kotakkan siapa pun dan asal kandidat dalam menegakkan aturan.

        Demokrat juga berharap agar Bawaslu mencermati benar apakah ada dana APBN atau APBD yang dipakai untuk membantu kampanye terselubung pejabat.

        Baca Juga: Partai Ummat Tak Lolos Jadi Peserta Pemilu karena Jadi Ancaman? Amien Rais Nggak Main-main: Saya Sekolah di 'Dedengkotnya' Demokrasi!

        Itu guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Apalagi saat ini negara mengklaim sedang mengalami krisis ekonomi.

        Termasuk, kata dia, jika pejabat yang juga membuat acara yang tidak ada hubungan secara langsung dengan tugas dan tanggung jawabnya.

        Apalagi kalau ternyata ada pejabat publik sibuk ikut-ikutan mengendorse capres ke sana-kemari.

        "Pastinya ini jauh lebih tidak pantas dan lebih tidak etis dari pada seorang tokoh nasional keliling Indonesia yang menemui rakyat tanpa pakai uang negara," sambungnya.

        Pandangan etis dan tidak etis Bawaslu itu jangan hanya disasar ke salah satu bakal kandidat saja. 

        Baca Juga: Wacana Jokowi Tiga Periode Kembali Menyeruak, Pengamat: Sinyal Kematian Demokrasi

        "Jadi berlaku adil dengan tidak hanya menegur bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan," tuturnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: