Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waduh, Pelanggan Setia Gas Rusia 'Kabur'! Konsumsinya Merosot 30 Persen

        Waduh, Pelanggan Setia Gas Rusia 'Kabur'! Konsumsinya Merosot 30 Persen Kredit Foto: Getty Images
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Jerman telah mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia hampir dua pertiga dibandingkan tahun lalu, Bloomberg melaporkan pada hari Selasa (20/12/2022), mengutip Asosiasi Industri Energi dan Air (BDEW) negara itu.

        Menurut laporan tersebut, porsi gas Rusia yang dikonsumsi di Jerman turun menjadi sekitar 20% tahun ini dari 55% pada 2021.

        Hal ini terjadi di tengah penurunan signifikan dalam impor bahan bakar Rusia ke UE karena sanksi, ledakan pada bulan September di pipa gas Nord Stream Rusia yang membuatnya tidak dapat beroperasi, dan langkah Berlin untuk mendiversifikasi pasokan.

        Jerman dilaporkan kekurangan sekitar 50 miliar meter kubik gas dalam pengiriman tahunan sebagai akibat dari pengurangan pasokan Rusia.

        Namun, menurut BDEW, negara tersebut telah berhasil mengurangi keseluruhan permintaan sekitar 15% tahun ini karena cuaca yang sejuk dan kampanye untuk mengurangi konsumsi.

        Jerman telah mengkompensasi pengurangan pasokan Rusia dengan meningkatkan impor dari Belanda, Belgia, dan Prancis, menurut BDEW.

        Negara itu juga berencana untuk meningkatkan impor gas alam cair (LNG). Pekan lalu Jerman meluncurkan terminal LNG terapung pertamanya di pelabuhan Laut Utara Wilhelmshaven, dengan empat terminal lainnya akan dikerahkan dalam beberapa bulan mendatang.

        Terminal yang direncanakan diharapkan memberi negara itu kapasitas impor LNG tahunan setidaknya 29,5 bcm, kira-kira sepertiga dari permintaan gas tahunannya sebesar 90,5 bcm.

        Menurut Kanselir Olaf Scholz, terminal tersebut akan membantu memastikan bahwa pasokan energi Jerman tidak bergantung pada jaringan pipa dari Rusia. Pengiriman LNG, bagaimanapun, diperkirakan lebih mahal daripada gas pipa Rusia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: