Ganjar Pranowo Dimajukan Demi Lawan Anies Baswedan, Megawati Harus Waspada: Bisa Mengambil Alih...
Survei LSI Denny JA menyoroti bagaimana tak ada sinyal maupun gerakan dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri terkait pemilihan presiden di 2024.
Padahal, pemegang kendali dari partai wong cilik tersebut terus mendapatkan perhatian bahkan manuvernya dinantikan.
Kejutannya akan siapa yang akan mendapatkan restunya untuk menjadi calon presiden dari partai yang dikomandoinya terus ditunggu oleh masyarakat.
Hal ini membuat LSI Denny JA curiga bahwa Megawati sedang menimbang-nimbang opsi yang dimilikinya lewat dua kader yang disinyalir akan menjadi ujung tombaknya, Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.
LSI Denny JA mengatakan bahwa partai wong ciliki itu memiliki dua opsi, Pada pilihan pertama, PDIP harus merelakan dua kadernya tersebut untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo.
"Pilihan lain, meninggalkan Prabowo dan kader PDIP maju sebagai capres," sebut LSI.
Berdasarkan tingkat elektabilitasnya, Ganjar tercatat berada di urutan pertama dengan 25,8 persen. Kemudian Prabowo di posisi kedua dengan 23,9 persen dan Puan jauh tertinggal dibanding keduanya dengan 2,9 persen.
Apabila nama Puan yang disodorkan sebagai cawapres Prabowo, maka Ganjar berpeluang besar akan dipinang oleh parpol lain sebagai capres.
"Sulit bagi Ganjar menolak pinangan capres partai lain jika partainya sendiri, PDIP, tidak mencalonkannya," jelas LSI.
Kendati demikian, Megawati dinilai tetap mengalami dilema apabila menyerahkan Ganjar sebagai cawapres untuk Prabowo. Pasalnya elektabilitas Ganjar tercatat lebih tinggi dan PDIP dinilai lebih besar dibandingkan Gerindra.
Terakhir, apabila Megawati memutuskan untuk mengusung Ganjar sebagai capres, kesulitannya ialah untuk menentukan sosok cawapres pendamping. LSI Denny JA menilai opsi PDIP menjadi terbatas untuk memilih cawapresnya dari KIB atau berdasarkan kesepakatan dengan PKB.
Baca Juga: Meski Belum Bisa Kejar Ganjar, Anies Baswedan Sukses Bikin Prabowo Tergeser
Pasalnya, mustahil akan berkoalisi dengan Gerindra lantaran Prabowo masih tetap ingin menjadi capres.
Sementara opsi cawapres dari PKS, Demokrat, dan Nasdem juga tertutup karena mereka telah mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
"Pilihan tersisa bagi PDIP adalah cawapres dari KIB (Airlanga Hartarto), atau dari PKB (Muhaimin Iskandar alias Cak Imin)," sambungnya.
Analis politik Unhas A Ali Armunanto menilai sejak awal masalah PDIP memang di situ. Bergabung ke Gerindra dengan risiko hanya menjadi cawapres atau menetapkan capres dengan kesulitan menetapkan cawapres.
Kemudian bergabung ke KIB dengan menentukan capres, mengambil cawapres dari koalisinya. Pilihan-pilihan itu memang tidak ada yang menyenangkan bagi Mega untuk mendorong Puan sebagai capres maupun Cawapres. Pilihan paling aman ada pada Ganjar.
"Tapi pertanyaannya, apakah Mega merasa aman dengan sosok Ganjar. Apakah dengan Ganjar, ia bisa mengendalikan segalanya. Sementara banyak orang-orang yang kemudian mungkin saja mengambil alih di tengah jalan kendali yang harusnya dipegang Mega," katanya.
Baca Juga: Anies Banyak Pengalaman, AHY Enerjik dan Visioner, Pengamat: Duet Ideal!
Jadi memang sejak awal dilema besar. Sehingga PDIP susah mengambil keputusan dan menyebabkan belum diumumkannya figur itu sampai sekarang ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar