Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Heboh Luhut Nggak Suka OTT KPK, Rocky Gerung Blak-blakan Kerangka Penanganan Korupsi: Pertama, Berdoa…

        Heboh Luhut Nggak Suka OTT KPK, Rocky Gerung Blak-blakan Kerangka Penanganan Korupsi: Pertama, Berdoa… Kredit Foto: Tangkapan Layar/Youtube Rocky Gerung Official
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan jadi sorotan soal pernyataannya yang buat geger terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. Luhut dituding menormalisir tindak korupsi karena menyebut OTT adalah hal buruk.

        Ikut mengomentari kegaduhan imbas pernyataan Luhut ini, Pengamat Politik Rocky Gerung turut berkomentar. Rocky menilai pada dasarnya tak ada yang salah dengan apa yang Luhut katakan dengan menekankan digitalisasi, namun OTT bukannya suatu hal yang mutlak buruk.

        Baca Juga: Geger! Rocky Gerung 'Dukung' Heru Berantas Jejak Anies Baswedan: Nggak Usah Tanggung-tanggung, Jadikan Seperti Zaman Hindia Belanda!

        “Memang betul Pak Luhut kalau ada E Government maka lebih mudah diawasi, tapi tetap itu pengawasan. Jadi kalau kita bikin kerangkanya itu pertama berdoa, lolos, semua koruptor kan jago doa semua. Lalu diawasi digital, lolos, maka OTT,” ujar Rocky melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official yang juga bersama Hersubeno Arief dari Forum News Network (FNN) dikutip Jumat (23/12/22).

        Rocky pun menyebut baik menggunakan digitalisasi atau lainnya, semua hanya soal metode saja dan OTT juga bagian dari metode tersebut.

        Baca Juga: Amien Rais Bongkar Habis! Ternyata Gegara Masalah Video yang Buat Partai Ummat Nggak Lolos Jadi Peserta Pemilu

        “Jadi semua itu pilihan metode aja, OTT sama efektifnya dengan lewat mencegah doa dan digital, tetapi kalau doa nggak berhasil digital nggak berhasil ya OTT aja,” jelasnya.

        Terkait korupsi sendiri, Rocky mengungkapkan harus dipetakan apa yang jadi penyebab utama terjadi korupsi di Indonesia.

        Menurut Rocky di Indonesia Korupsi terjadi karena dua sebab yakni kekuatan penguasa surplus dan moral yang defisit.

        “Apa penyebab korupsi? Cuma dua, Power yang Surplus dan Moral yang defisit,” ujar Rocky.

        Rocky secara khusus menyoroti Power yang surplus karena menurutnya saat ini terjadi di Indonesia di mana kubu penguasa sangat kuat berbanding terbalik dengan kondisi oposisi. Meski demikian, Rocky mendapat poin yang Luhut utarakan dengan bagaimana digitalisasi bisa menjadi lebih tertib.

        “Tetapi potensi korupsi itu tidak berkurang juga, karena ini soal perimbangan yang mengawasi dan diawasi. Yang paling bagus adalah sistem demokrasi ada oposisi di mana pasti korupsi berkurang karena kekuasaan itu terbagi antara yang memerintah dan mengawasi, kalau sekarang nggak ada yang mengawasi. Jadi nggak mungkin itu diandalkan,” jelasnya.

        Sebelumnya, Luhut buat heboh dengan mengktitik OTT yang kerap dilakukan oleh KPK.

        Baca Juga: Kubu Bambang Tri Desak Jokowi Hadir dan Bawa Ijazah Asli ke Persidangan, Refly Harun Tegas: Nggak Perlu! Kecuali…

        "Kita nggak usah bicara tinggi-tinggilah. OTT-OTT ini kan nggak bagus sebenarnya. Buat negeri ini jelek banget. Tapi kalau kita digital life, siapa yang mau melawan kita," kata Luhut di acara peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2023-2024 di Jakarta, dikutip dari laman detik.com, Jumat (23/12/22).

        Mengenai kegaduhan imbas pernyataan soal OTT ini, Jubir Luhut, Jodi Mahardi menegaskan poin yang dimaksud Luhut adalah upaya pencegahan dan perbaikan sistem.

        Baca Juga: Partai Ummat Tak Lolos Jadi Peserta Pemilu, Amien Rais Nggak Main-main Sampai Singgung Rezim: Kalau Tidak Senang Dibasmi!

        "Pak Luhut bicara konteksnya adalah mendorong upaya pencegahan dan perbaikan sistem seperti yang dilakukan oleh KPK juga melalui program stranas PK yang banyak didorong oleh deputi pencegahan KPK. upaya ini yang harus didorong lebih masif," kata Jodi kepada dilansir dari detik.com, Jumat (23/12/22).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: