Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Refly Harun Nilai Reshuffle Adalah Cara Presiden Jokowi Menambah Kekuatan, Kok Bisa?

        Refly Harun Nilai Reshuffle Adalah Cara Presiden Jokowi Menambah Kekuatan, Kok Bisa? Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kode perombakan yang makin dimantapkan telah membuat banyak pihak memberikan perhatian, utamanya pada pemain yang akan ditendang dan yang akan masuk menggantikan. Dianggap tak sepaham dan tak berposisi sama dengan Presiden Joko Widodo, Nasdem digadang-gadang akan menjadi partai dengan kader paling terancam saat reshuffle jajaran menteri di kabinet dilaksanakan.

        Isu yang beredar, tiga dari kader Nasdem yang menempati posisi sebagai menteri antara lain Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Situ Nurbaya Bakar, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan digantikan posisinya oleh mantan Panglima TNI, Andika Perkasa, yang digadang akan ditarik oleh Presiden Jokowi untuk masuk ke dalam jajaran menteri di kabinet selanjutnya.

        Baca Juga: Refly Harun Bongkar Cara-Cara Istana Buat Jegal Capres Nasdem: Jadiin Anies Tersangka, Lalu Tarik...

        "Jadi saudara sekalian, yang membuat kita agak miris nantinya sepertinya prioritas Presiden Jokowi bukan mencari sosok yang kira-kira bisa menyukseskan dua tahun terakhir program pemerintahannya, tetapi prioritas utamanya adalah menambah barisan kekuatannya," ujar Refly Harun menanggapi isu reshuffle seperti dikutip dalam video berjudul Sinyal Reshuffle Menguat, Bukti Jokowi Marah? Nasdem Didepak, Andika Bisa Masuk! yang diunggah di akun YouTube, Senin (26/12/2022).

        Dengan memasukkan Andika ke dalam jajaran menteri di kabinet baru, Refly menilai bahwa Presiden Jokowi tidak lagi menerapkan dasar kabinet zaken maupun sistem merit dalam menyusun kabinet pemerintahan. Melainkan menyusun jajaran kabinet baru untuk menambah barisan atau kekuatan, di mana Refly menambahkan, "Terutama endorsment terhadap ide-ide yang barangkali agak liar, tiga periode, perpanjangan masa jabatan, bahkan dekrit presiden kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945."

        Tidak hanya itu, Refly menilai bahwa langkah yang dipilih Presiden Jokowi saat ini memungkinkan juga untuk menjadi sebuah langkah dalam membuka jalan bagi "penerusnya". Di mana Refly mengatakan, "bukan pada cara untuk menyelesaikan 10 tahun masa pemerintahan dengan smooth landing atau barangkali juga menambah kekuatan bagi putra mahkota."

        "Kita akan melihat bagaimana nanti politik ini diselesaikan oleh Presiden Jokowi. Apakah Presiden Jokowi akan muncul sebagai Bapak Bangsa atau hanya sekedar politisi yang memang selalu berpikir bahwa bagaimana how to get the power ya dengan cara yang bagaimana," pungkas Refly.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Nurdianti
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: