Perekonomian Sumatera Utara tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021 dengan rentang proyeksi 4,1%-4,9% (yoy). Kian pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat.
Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara, Doddy Zulverdi, mengatakan tingginya harga komoditas utama pada semester pertama serta berlanjutnya program PEN juga diprakirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Momen Nataru, Kementan RI, PemProv Sumut, dan PemKo Medan Pantau Pasokan Pangan di 3 Pasar
"Namun demikian, terus berlanjutnya konflik geopolitik yang berisiko melanjutkan gangguan rantai pasok dan permintaan dari negara mitra dagang serta perkembangan ekonomi global yang diwarnai inflasi yang tinggi menjadi risiko yang dapat menahan pertumbuhan lebih lanjut," katanya, Rabu (28/12/2022).
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2023 diperkirakan tertahan meski masih kuat, yakni berkisar 3,9% hingga 4,7% (yoy). Dari sisi pengeluaran, sumber perlambatan diperkirakan berasal dari kinerja net ekspor sebagai akibat dari perlambatan ekonomi dunia.
"Hal ini diperkirakan akan berimbas terhadap pendapatan masyarakat dan lebih rendahnya Konsumsi RT di tengah masih adanya risiko tekanan geopolitik yang berpotensi mendorong stagflasi, bahkan reflasi," katanya.
Kemudian, konsumsi pemerintah diprakirakan tetap tumbuh positif seiring dengan dukungan fiskal terkait optimalisasi anggaran belanja dari pengendalian inflasi dan pembangunan infrastruktur strategis nasional.
"Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor utama tetap menunjukkan pertumbuhan positif meski berpotensi tertahan. Relatif menurunnya harga jual TBS berisiko menahan kinerja LU Pertanian," ujarnya.
Meskipun demikian, kondisi pandemi domestik yang membaik turut menjaga tetap solidnya permintaan domestik dan berdampak positif terhadap aktivitas industri.
"Hal ini turut didukung dengan akselerasi penyelesaian proyek infrastruktur, termasuk fasilitas pendukung pariwisata yang diprakirakan dapat mendorong LU Konstruksi," ujarnya.
Baca Juga: Komisi Penyuluhan Siap Dukung Program Dinas TPH Sumut
Sementara itu, inflasi Sumatera Utara diprakirakan meningkat hingga akhir tahun 2022 dan kembali menurun pada tahun 2023. Kondisi pandemi yang lebih baik dari tahun sebelumnya mendorong kenaikan permintaan pada tahun 2022.
"Berlanjutnya disrupsi rantai pasokan juga mendorong kenaikan harga energi yang disertai adanya kenaikan harga BBM bersubsidi di level domestik. Sementara, laju inflasi pada tahun 2023 diprakirakan lebih rendah didukung perbaikan rantai pasokan global dan perbaikan produksi bahan pangan di tengah mulai terbatasnya dampak kenaikan harga BBM bersubsidi di awal tahun 2023," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: