Relawan Anies Baswedan Sindir Reshuffle Jokowi: Baru Pak Jokowi yang Repot Urus Calon Presiden Selanjutnya
Isu reshuffle yang disebut bakal menargetkan menteri dari Partai NasDem dikomentari Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn), Muhammad Ramli Rahim. Sebagaimana kabar yang beredar, dua nama menteri yang bakal diganti adalah Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menhut) Siti Nurbaya Bakar.
Ramli Rahim mengatakan, kebijakan perombakan kabinet memang kewenangan penuh presiden. "Reshuffle itu salah satu konsekuensinya. Tapi saya kira Presiden Jokowi masih menghitung untung ruginya kalau NasDem keluar kabinet. Sebenarnya keberadaan NasDem di koalisi adalah untuk mendukung Jokowi, bukan presiden setelah Jokowi," kata Ramli Rahim, Rabu (28/12/2022).
Baca Juga: Disorot Tajam Jokowi, Nasib NasDem Macam Anies Baswedan Saja: Direshuffle Bukan karena Kinerjanya...
Dia menegaskan tidak ada hubungannya antara koalisi Jokowi 2019-2024 dengan koalisi 2024 ke depan. Menurutnya, itu sesuatu hal yang berbeda. Ramli menjelaskan berdasarkan jejak rekam beberapa presiden, hampir tidak ada presiden yang mengurusi calon presiden berikutnya.
"Baru Pak Jokowi ini yang mungkin kelihatan cukup repot mengurus calon presiden selanjutnya," jelasnya.
Tak sampai di situ, Ramli juga menyebut selama menjabat hampir 10 tahun, Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle tanpa ada ukuran atau parameter kinerja. Jadi, orang diberhentikan bukan karena kinerjanya.
"Misalnya Anies Baswedan yang diberhentikan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Apa masalahnya dari sisi kinerja. Berdasarkan presepsi publik, Anies tidak pernah keluar dari tiga besar. Perencanaannya berjalan baik, penataannya bagus," sebutnya.
"Saat itu saya ketua IGI, saya tanya ke guru, praktisi pendidikan, akademisi semua mengatakan kinerja Anies tidak bermasalah. Jadi menurut saya Anies kena reshuffle bukan karena kinerjanya buruk," lanjutnya.
Malah ada menteri yang kinerjanya tidak jelas tapi tetap dipertahankan. Jadi, reshuffle selama Jokowi tidak berkaitan dengan kinerja, tapi murni politik. Kecuali karena menterinya tersangkut kasus hukum. Itu kan persoalan integritas, bukan kinerja.
"Saya yakin Surya Paloh beserta seluruh jajarannya sudah memikirkan matang apapun risiko ke depan yang bakal terjadi. Termasuk ketika NasDem sedang ancang-ancang membentuk koalisi perubahan yang di dalamnya terdapat partai oposisi pemerintah saat ini, PKS dan Demokrat. Dalam setiap keputusan selalu ada konsekuensinya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum