Realisasi APBN 2022 Defisit Rp464,3 Triliun, Sri Mulyani: Masih Sementara, Belum Diaudit BPK
Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani, mengumumkan bahwa realisasi sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 defisit 2,38% atau setara Rp464,3 triliun.
"Ini sifatnya sementara karena belum diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (3/1/2023).
Baca Juga: Resolusi 2023, Sri Mulyani Ingin APBN Terus Jadi Shock Absorber
Sri Mulyani lalu mengungkapkan, realisasi sementara pendapatan negara terkumpul Rp2.626 triliun atau tercapai 115,9% dari target Perpres 98/2022.
"Waktu kita menyusun APBN 2022, pendapatan negara diasumsikan hanya Rp1.846 triliun, kemudian kita revisi ke atas dengan Perpres 98/2022 menjadi Rp2.266 triliun," papar Sri Mulyani.
Jika dibandingkan dengan target APBN awal, kata Sri Mulyani, kenaikannya sudah sangat tinggi. Gross pendapatan negara tercatat tumbuh 30,6% dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp2.011 triliun.
"Sejalan dengan pemulihan yang makin kuat dan dorongan harga komoditas yang relatif masih tinggi," imbuhnya.
Lebih lanjut Sri Mulyani menyampaikan, belanja negara dioptimalkan 99,5% pagu untuk pencapaian sasaran pembangunan sekaligus berfungsi sebagai shock absorber. "Belanja kementerian atau lembaga (K/L) dimanfaatkan antara lain untuk menjalankan program prioritas dan penguatan perlindungan kepada masyarakat," paparnya.
Sementara, belanja non-K/L utamanya untuk subsidi energi dan kompensasi dalam menahan laju inflasi dan melindungi daya beli. "Defisit dan keseimbangan primer turun signifikan mendekati level sebelum pandemi disertai pembiayaan anggaran yang lebih efisien," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum