Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Djarot Tantang Menteri Nasdem Mundur: Kan Dia Sahabatnya Jokowi, Harus Ikhlas Kalau Kena Reshuffle

        Djarot Tantang Menteri Nasdem Mundur: Kan Dia Sahabatnya Jokowi, Harus Ikhlas Kalau Kena Reshuffle Kredit Foto: Instagram/Djarot Saiful Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sorotan terhadap menteri Kabinet Indonesia Maju dari Partai Nasdem oleh politisi PDIP makin kencang. Terbaru, elite PDIP menantang menteri dari partai pimpinan Surya Paloh itu mundur.

        Seruan itu disampaikan Ketua DPP PDIP Perjuangan, Djarot Syaiful Hidayat. Dia tegas menyindir dua menteri Kabinet Indonesia Maju dari Partai NasDem, yakni Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo; dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya.

        Menurut Djarot, kedua menteri dari partai pimpinan Surya Paloh itu perlu dievaluasi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

        Baca Juga: Setuju dengan Djarot, Hasto PDIP Ikut-ikutan Bilang Menteri NasDem Layak Kena Reshuffle: Ini Catatan Bagi Presiden!

        “Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya (NasDem) lebih baik mengundurkan diri,” kata Djarot di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/1). 

        Djarot menyindir agar menteri dari Partai NasDem untuk lebih berani menentukan sikapnya. Terlebih, NasDem sudah menarasikan bahwa bakal capres yang diusungnya bertolak belakang dengan Presiden Jokowi.

        “Itu lebih gentle. Ya, sebab apa, sebab rupanya, mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan Pak Jokowi, termasuk yang disampaikan adalah sosok antitesis Pak Jokowi,” tegas Djarot.

        Djarot menjelaskan kenapa dirinya menyoroti kinerja Menteri Pertanian dan LHK. Sebab, Djarot merupakan anggota Komisi IV DPR RI yang bermitra dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian LHK.

        “Karena saya di Komisi IV, maka saya sampaikan bahwa Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan KLH itu perlu dievaluasi, terkait misalnya kita sudah berusaha menjadi negara swasembada pangan, menjadi negara dengan kedaulatan pangan tapi ternyata produksi masih tidak mencukupi,” ungkap Djarot.

        Menurutnya, Indonesia baru saja melakukan impor beras 500 ribu ton. Hal ini bertentangan dengan kebijakan Presiden Jokowi yang membuat program swasembada beras.

        “Terkait dengan itu juga tentang food estate, hasil peninjauan kita, saya ke beberapa food estate itu sebagian gagal, ini kan tanggung jawab dari kementerian Pertanian untuk food estate, siapapun yang menginisiasi di depan tentang program food estate, tapi Menteri Pertanian itu harus di depan,” papar Djarot.

        Baca Juga: Isu Bandar Gagalkan Deklarasi Koalisi NasDem, Anies Baswedan: Tanya Fahri Hamzah Saja...

        Oleh karena itu, Djarot meminta NasDem untuk mendukung keputusan Presiden Jokowi apabila terkena reshuffle. Menurutnya, reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.

        “NasDem ini kan sahabat baiknya Pak Jokowi, dan selalu disampaikan apapun keputusan Pak Jokowi partai NasDem akan menghargai karena Pak Jokowi sahabat dari Partai NasDem,” tegasnya.

        Djarot lantas menjelaskan alasannya tak menyoroti kinerja Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate. Menurut Djarot, bukan ranahnya di Komisi IV DPR RI.

        “Kalau Menkominfo silakan Komisi I yang nanti berbicara. Karena menjadi mitra dari Komisi I, ya saya berbicara di Komisi IV, maka untuk Menkominfo tolong minta informasi dari Komisi I,” pungkasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: