Pihak yang Dukung Sistem Proporsional Tertutup Ngeluh Kader Berkualitas Tak Terpilih, Orang Golkar Ngegas: Yang 'Goblok' Jangan Dicalonkan!
Elite politik gaduh soal penerapan sistem pemilihan umum (legislatif) antara Proporsional Terbuka atau Proporsional Tertutup. Di antara alasan pihak yang mendukung sistem proporsional tertutup adalah agar kader terbaik partai yang dimiliki bisa menjadi anggota DPR, bukan caleg yang unggul popularitas semata.
Mengenai hal ini, Politisi Partai Golkar Nusron Wahid menilai jika memang mau kader terbaik yang diklaim mengerti berbagai persoalan jadi terpilih oleh masyarakat, harusnya partai tidak mencalonkan caleg yang memang di bawah kualitas dan hanya mengandalkan popularitas saja.
“Kalau ingin yang terpilih orang-orang pintar yang tahu hak budget, pengawasan, membuat UU, ya yang goblok-goblok jangan dicalonkan,” jelas Nusron saat tampil di kanal Youtube Total Politik, dikutip Kamis (5/1/23).
Bukannya tanpa alasan, menurut Nusron sistem proporsional terbuka sudah mengakomodir berbagai pihak. Pihak tersebut adalah para caleg dan partai politik itu sendiri.
Karenanya dengan sistem yang sudah mengakomodir dua pihak ini, ketika misal Partai menyodorkan Caleg yang diklaim punya kemampuan memumpuni (budgeting, dll) tetapi ternyata tak terpilih oleh rakyat maka itu urusan lain.
“Ya namanya DPR itu lembaga politik bukan lembaga teknokratik, tapi bagaimana caranya orang teknokratik itu terpilih. Kalau mau terpilih dia harus berjuang untuk mendekati rakyat dan mengikuti kemauan rakyat,” jelasnya.
Menurut Nusron, pada dasarnya dalam Proporsional Terbuka partai juga dilibatkan dalam teknis pemilihan caleg.
Karenanya, menggunkan proporsional tertutup menurutnya menyingkirkan kepentingan rakyat lewat hak memilih langsung caleg dan hanya memenuhi kepentingan elite partai semata.
“Toh yang berhak mencalonkan itu partai politik, sehingga proporsional tertutup itu hak mutlaknya ada di tangan partai politik sehingga belum tentu kehendak parpol simillar dengan kehendak rakyat,” jelasnya.
Untuk diketahui, sistem Pileg saat ini adalah Proporsional Terbuka yang artinya caleg dipilih langsung oleh masyarakat. Sedangkan sistem tertutup artinya masyarakat hanya perlu mencoblos partai dan partai sendiri yang menentukan siapa yang bisa mendapat kursi di legislatif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto