Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI Sampaikan Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah di Awal 2023, Ini Rinciannya!

        BI Sampaikan Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah di Awal 2023, Ini Rinciannya! Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik. Dalam laporannya, nampak perkembangan inflasi berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada Minggu I Januari 2023, diperkirakan sebesar 0,40% (mtm).

        Dalam hal ini, komoditas utama penyumbang inflasi Januari 2023 sampai dengan minggu pertama yaitu cabai rawit 0,08% (mtm), cabai merah 0,06% (mtm), bawang merah 0,04% (mtm), beras 0,03% (mtm), daging ayam ras, emas perhiasan, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta tahu mentah, bawang putih, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

        Baca Juga: Harga Cabai Makin Pedas, BI Prediksi Inflasi 0,40% di Pekan Pertama Januari 2023

        Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini adalah bensin 0,06% (mtm), telur ayam ras 0,02% (mtm), dan angkutan udara 0,01% (mtm).

        Adapun, dalam perkembangan nilai tukar pada Kamis (5/1/2023), rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.605 per dolar AS. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik di 6,98%. DXY[1] menguat ke level 105,04, dan Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 3,718%.

        Terkait dengan aliran modal asing, Minggu (7/1/2023), Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 95,01 bps per 5 Januari 2023 dari 101,23 bps per 30 Desember 2022.

        Baca Juga: Kabar Baik! BI Umumkan Cadangan Devisa Indonesia Capai US$137,2 Miliar per Desember 2022

        Berdasarkan data transaksi 2-5 Januari 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp8,05 triliun (beli neto Rp9,74 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp1,68 triliun di pasar saham). Sedangkan, selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 5 Januari 2023, nonresiden beli neto Rp6,68 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp2,91 triliun di pasar saham.

        Bank Indonesia menegaskan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: