Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Panda Nababan Bocorkan Perseteruan Presiden Jokowi dan Surya Paloh: Dia Dulu Ancam Tarik Dukungan!

        Panda Nababan Bocorkan Perseteruan Presiden Jokowi dan Surya Paloh: Dia Dulu Ancam Tarik Dukungan! Kredit Foto: Youtube Total Politik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi senior PDIP, Panda Nababan membocorkan perseteruan antara Presiden Jokowi dan Surya Paloh

        Seperti diketahui, jelang pilpres 2024, hubungan keduanya dikabarkan makin renggang. Ditambah dengan adanya isu reshuffle kabinet yang digadang-gadang bakal menghantam partai Surya Paloh, Nasdem.

        Dalam wawancaranya di acara Total Politik, Panda mengatakan ada hal transaksional yang dianggapnya menyakiti hati presiden Jokowi.

        Baca Juga: Anak Buah Surya Paloh Bantah Mengundurkan Diri dari Posisi Menteri: Kami Melaksanakan Tugas dari Jokowi!

        “Ini sebenarnya saya pernah saya tertarik Bang Panda ngomong kan Jokowi itu punya dan kalau dendam itu wah luar biasa. Nah ini sekarang kan namanya dibicarakan tentang kemungkinan 3 menteri Nasdem di reshuffle itu sebagai bagian dari bentuk dendam apa menurut undang-undang?” tanya Bambang Harymurti yang juga menjadi bintang tamu dalam acara tersebut. 

        “Ya tunggulah, itu kan lihat primbon juga itu keputusannya”, jawab Panda. 

        Panda menambahkan, dulu, Jokowi ingin mengganti Jaksa Agung, dimana Jaksa Agung ini berasal dari NasDem. 

        “Kemudian gantianlah Surya Paloh bilang ke presiden, kalau diganti ya saya akan menarik dukungan saya dari kabinet dari pemerintahan ini, itu cerita Surya. Kalau menurut aku, itu (kata-kata) berbekas di hati dia (Jokowi),” jelasnya. 

        Baca Juga: Panda Nababan Bongkar Pengalaman Pahit Seorang Luhut: Ditolak Megawati dan JK hingga Konfliknya dengan Surya Paloh!

        Meski begitu, jika terkait dengan pencapresan maka, tanpa reshuffle pun menteri-menteri di kabinet yang akan melaju sebagai capres harus mengundurkan diri. 

        “September pasti akan terjadi (reshuffle) karena kan begitu kalau mencalonkan diri kayaknya harus berhenti ya dari kabinet. Jadi kayak misalnya Pak Prabowo kan pasti sebelum 13 September sudah cabut,” tambah Bambang Harymurti.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: