Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sukses Kembalikan Defisit APBN Jauh di Bawah 3%, Sri Mulyani Bikin Asing Bertanya-tanya: Kok Bisa?

        Sukses Kembalikan Defisit APBN Jauh di Bawah 3%, Sri Mulyani Bikin Asing Bertanya-tanya: Kok Bisa? Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan rasa bangganya berhasil menurunkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 menjadi 2,36%. 

        Padahal, pada 2020 defisit APBN di Tanah Air menembus 6% akibat kelumpuhan ekonomi saat pandemi Covid-19.

        Baca Juga: Cegah Inflasi, Resesi Hingga Krisis Utang, Sri Mulyani: Saya Jaga APBN, Bankir Jaga Perbankan!

        "Waktu itu, berdasarkan perhitungan, kita (pemerintah) mengatakan, akan berlangsung selama tiga tahun, untuk APBN terpaksa defisitnya di atas 3%," kata Sri Mulyani dalam agenda CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023).

        Namun, ternyata tak sampai tiga tahun, yakni pada akhir 2022 lalu, defisit APBN berhasil ditekan jauh di bawah 3%. Bahkan, Sri Mulyani mengaku, ambisinya mengembalikan defisit APBN disiplin di bawah 3% sempat diragukan oleh hampir semua rating agency.

        "Saya ditanya rating agency, Sri Mulyani yakin gak dalam tiga tahun bisa turun di bawah 3%? Kalau pun ada determinasi, ekonominya mungkin waktu itu juga enggak siap untuk kamu ketatkan lagi," ujar Sri Mulyani.

        Ia sendiri juga sempat khawatir, kondisi saat defisit APBN tembus 6% bakal menjadi era seperti Latin-Amerika yang merasa nyaman dengan defisit APBN di atas 3%. Namun, ternyata kondisi ini malah mencatatkan episode sejarah yang bisa menjadi pembelajaran sehingga ke depannya dapat lebih mudah membaca situasi.

        Pembelajaran yang bisa diambil, yakni mulai dari sisi pengambilan kebijakan, antisipasi, intuisi, dan pengalaman. "Kalau ada orang Jawa, Ronggowarsito itu adalah salah satu orang yang sangat intuitif untuk memprediksi, filosofinya beliau adalah ojo kagetan, ojo gumunan," kutip Sri Mulyani terinspirasi.

        Ia menjelaskan, maksud dari filosofi adalah bahwa kalau belajar melihat fenomena, membaca data, melihat dan memahami konteks, kita akan memahami kondisi luar biasa. "Anda akan lebih baik ketika melihat extraordinary situation, akan jauh lebih baik dalam menyiapkan situasi yang kadang-kadang tidak biasa," tuturnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: