Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berapi-api, Pidato Kim Jong Un Sukses Pukau Rakyat Korea Utara: Sosialis Selamatkan Dunia

        Berapi-api, Pidato Kim Jong Un Sukses Pukau Rakyat Korea Utara: Sosialis Selamatkan Dunia Kredit Foto: AP Photo/
        Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

        Korea Utara tak akan pernah berkompromi maupun menggadaikan kepentingan fundamental dan kedaulatan negara, meski ada tantangan, menurut laporan media pemerintah Korea Utara, Rodong Sinmun, pada Selasa (10/1/2022).

        Pernyataan tersebut melegitimasi tekad keras Partai Buruh yang berkuasa untuk teguh melawan kekuatan asing.

        Baca Juga: Ada Divisi Elite Baru Khusus Hadapi Nuklir Korea Utara, Korea Selatan Blak-blakan!

        Dilansir dari Korea Herald, artikel Rodong Sinmun menggemakan prinsip negara soal 'kekuatan balas kekuatan' dan konfrontasi langsung yang ditegaskan kembali oleh Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada sidang pleno partai akhir tahun.

        Dalam sidang paripurna tersebut, Kim mendesak negara agar melanjutkan pembangunan militer dan nuklir demi mempertahankan kedaulatan negara dan hak untuk hidup, terlepas dari kesulitan yang menyertainya.

        "Partai bertekad untuk menyelesaikan semua masalah dengan berpegang teguh pada prinsip kemerdekaan revolusioner dan memperkuat kekuatan berorientasi Juche serta kekuatan pendorong internal," bunyi artikel tersebut dalam bahasa Korea.

        Juche merupakan istilah Korea Utara yang mengacu pada kemandirian.

        "Partai kami tak akan berkonsesi maupun berkompromi atas isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan fundamental, kedaulatan, dan martabat negara, serta rakyat, terlepas dari embusan angin timur maupun angin barat, atau hambatan apa pun yang menghalanginya," kata penjelasan itu.

        "Kami kemudian akan menunjukkan keagungan kekuatan mandiri yang perkasa dan kemakmuran dengan menyelesaikan segala sesuatu dengan cara kami dan dengan upaya kami berdasarkan prinsip kemandirian dan pengembangan diri," sambungnya.

        Rodong Sinmun berulang kali melegitimasi kepemimpinan partai yang disebutnya telah memungkinkan negara untuk mendorong proyek pengembangan kemampuan pertahanan yang paling kuat dan menjadikannya lebih tak terkalahkan.

        "Partai kami dengan berani memajukan revolusi dan konstruksi (sosialis) dengan cara kami dan dengan kekuatan kami, sambil menolak dengan tegas kekuatan asing, tekanan, dan tindakan yang mengancam kedaulatan negara, hak untuk hidup dan berkembang, serta upaya untuk merusak prestise nasional," tambahnya.

        Surat kabar itu pun memuji kemampuan partai yang berkuasa dalam mengatasi krisis dan mendesak masyarakat ahar mengikuti instruksi partai.

        Mereka juga mengeklaim bahwa partai telah mempertahankan martabat dan kehormatan Korea Utara dengan memimpin kemenangan negara itu dalam Perang Korea dan mempertahankan sosialisme, meski Uni Soviet runtuh.

        Baca Juga: Senjata Pencegat Drone Israel Lagi Diincar Korea Selatan, Fantastis!

        "Karena partai kami selalu mengibarkan panji sosialisme, ada perkembangan fenomenal DPRK (Republik Demokratis Rakyat Korea, nama resmi negara Korea Utara), yang telah bangkit dari tanah kosong menjadi negara yang kuat. Berkat sosialis yang perkasa, DPRK tak terpengaruh kekacauan politik dunia dan kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya," klaimnya.

        Sejak hasil pleno partai diumumkan, media pemerintah Korea Utara telah meningkatkan kampanye propaganda dan mendesak masyarakat agar melaksanakan putusan tersebut.

        Menurut Institut Strategi Keamanan Nasional (INSS) yang berada di bawah naungan Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, Korea Utara akan memprioritaskan tuntutan politik tahun ini, termasuk menyebarkan rezim, sambil fokus pada pencapaian ekonomi dalam melaksanakan tugas-tugas pokok yang diusulkan dalam rapat pleno partai.

        Namun, INSS memprediksi Korea Utara menghadapi kesulitan yang melebihi tahun lalu. Institusi itu menyoroti naiknya pengeluaran militer yang dapat dikaitkan langsung dengan kesulitan ekonomi berkepanjangan dan memburuknya kondisi kehidupan masyarakat. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: