Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kritik Pidato Megawati yang Dinilai Makin Amburadul, Faizal Assegaf Ketus: Loyalisnya Terpaksa Tepuk Tangan

        Kritik Pidato Megawati yang Dinilai Makin Amburadul, Faizal Assegaf Ketus: Loyalisnya Terpaksa Tepuk Tangan Kredit Foto: Dok. Instagram @faizal.assegaf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kritikus Faizal Assegaf merespons pedas pidato politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang disampaikan saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke-50 pada Selasa (10/1/2023) kemarin.

        Menurut Faizal, pidato panjang Megawati tersebut penuh dengan hipokrit, delusi, dan mengkultuskan diri.

        Baca Juga: NasDem Santai Soal Capres Bukan Kader yang Disampaikan Megawati: Tak Ada yang Salah!

        "Pidato Megawati banyak ngelantur karena sudah uzur dan lelah berkuasa. Tapi demi menjaga perasaan dan marwah partai yang makin amburadul, para loyalisnya terpaksa tepuk tangan,” ungkapnya, Rabu (11/1/2023).

        Pada pidatonya, Megawati menyebut dirinya konsisten memperjuangkan Pancasila dan Soekarnoisme. Klaim itu ditentang Faizal, ia menilai pengakuan itu hanya asal bunyi.

        "Faktanya Mega dan PDIP menjadi peyokong oligarki dan kapitalisme. Berhenti gombalin rakyat dengan lakon dan pidato tidak berbobot. Nurani dan akal sehat rakyat telah tercabik-cabik oleh kemunafikan kalian," ujarnya.

        Ironinya, kata Faizal, ada saja orang yang memoles pidato Megawati dengan aneka logika akal pendek. Ia menyebutnya pengamat berbayar.

        Baca Juga: Peneliti Sebut PDIP Akan Tetap Berkoalisi: Kalau Sendirian Calonnya Bisa Dikeroyok!

        "Bagi mereka, makin ngelantur isi pidato Mega, makin empuk dan faedah. Kalian lupa, rakyat makin cerdas dan kritis. Bahwa PDIP dan Megawati telah jauh menyimpang dari cita-cita Bung Karno!" pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: