Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ada Temuan Bukti Dugaan Korupsi Bansos Era Anies Baswedan, 5 Fakta Ini Sukses Terkuak: Heru Sampai Buka Suara!

        Ada Temuan Bukti Dugaan Korupsi Bansos Era Anies Baswedan, 5 Fakta Ini Sukses Terkuak: Heru Sampai Buka Suara! Kredit Foto: Twitter/Anies Baswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Penemuan bukti dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19 DKI Jakarta di masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan sukses mencuri perhatian publik usai diungkap pertama kali oleh Rudi Valinka.

        Mencuatnya kasus ini, diawali dari adanya penemuan beras diduga bansos yang mencapai harga triliunan rupiah malah terbengkalai hingga rusak di gudang penyimpanan. Diduga, beras tersebut merupakan bansos yang seharusnya dibagikan pada 2020 lalu.

        Baca Juga: Telak! Refly Harun Sebut Level Fahri Hamzah Tak Sebanding dengan Anies Baswedan: Nggak Pernah Diperhitungkan Orang Sebagai Pemimpin!

        Lantas, bagaimana dugaan kasus yang diduga terjadi tiga tahun lalu tersebut bisa mencuat kembali? Simak jawabannya dalam rangkuman fakta terkait dugaan korupsi bansos DKI Jakarta era Anies Baswedan.

        1. Isu dugaan korupsi viral di media sosial

        Isu tersebut mencuat baru-baru ini gegara cuitan akun Twitter @kurawa yang mengklaim dirinya mendapatkan informasi  soal adanya penimbunan beras di gudang milik Perumda Pasar Jaya di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur.

        Diketahui bahwa Perumda Pasar Jaya merupakan penerima anggaran terbanyak untuk pengadaan Bansos sembako di Jakarta.

        2. Total nilai korupsi hingga angka triliunan Rupiah

        Total anggaran mencapai Rp3,65 triliun, sedangkan Rp2,85 triliun di antaranya diberikan kepada BUMD Perumda Pasar Jaya.

        Baca Juga: Buzzer Anies Mulai Panik dengan Temuan Bukti Korupsi Bansos, Yusuf Dumdum: Mereka Mau Hadang Kasus Ini dengan Cara Ghoib

        "Dinas Sosial DKI menunjuk tiga rekanan terpilih untuk menyalurkan paket sembako senilai Rp3,65 Triliun lewat Perumda Pasar Jaya, PT food station dan PT Trimedia Imaji Rekso Abadi. Dimana porsi terbesar diberikan kepada Perumda Pasar Jaya senilai Rp2,85 Triliun, mengapa?" tulis Kurawa, dikutip Rabu (11/1/2022).

        3. Beras disimpan lama hingga rusak

        Lebih lanjut akun tersebut mengklaim dirinya mendatangi gudang penyimpanan beras yang dimaksud. Ia mengaku menemukan 1.000 ton beras dengan bentuk paket 5 kilogram di tempat penyimpanan yang ia datangi.

        Terlebih Rudi Valinka menyampaikan bahwa beras ini seharusnya disalurkan pada 2020-2021 untuk masyarakat di masa pandemi namun pada akhirnya terbengkalai hingga rusak.

        "Dipastikan 100 persen kondisi beras bansos milik DKI ini rusak atau membusuk bahkan untuk hewan sekalipun sudah tidak layak. Jamur kuning hingga menghitam jika kita buka karung-karung yang ditumpuk ini," klaim Kurawa.

        Baca Juga: Dugaan Korupsi Bansos di Era Anies Gemparkan Jagat Maya, Yusuf Dumdum Kasih Sindiran: Buzzer Abas Panik!

        4. Sertakan bukti berupa dokumen forensik

        Tak cukup di situ, Kurawa juga menyertakan dokumen forensik hasil audit dari salah satu kantor akuntan publik terhadap bansos tersebut. Auditor menemukan terdapat kesalahan administrasi yang terjadi saat penyaluran bansos.

        5. Pj Gubernur DKI Jakarta buka suara

        Usai kadung viral, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono akhirnya turun gunung menanggapi isu tersebut.

        Heru menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui keberadaan bansos tersebut. Lebih lanjut heru menegaskan bahwa program bansos tersebut merupakan program lama sebelum dirinya menjabat.

        "Saya enggak tahu, itu kan lama (program bansos). Udah lama,” kata Heru saat ditemui wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/1/2023).

        Baca Juga: Dugaan Korupsi Bansos Era Anies Bikin Panas Warganet: Gudbenar Seiman Emang Keren...

        Heru juga menegaskan pihaknya telah melakukan rekonsiliasi data, namun tidak untuk program yang telah dilakukan dahulu kala.

        "Dari saya di sini sudah 3-4 kali membahas mengenai data, rekonsiliasi data (penerima bansos). Kalau yang lalu-lalu, kan saya enggak paham," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: