Ernst & Young (EY) melaporkan Indonesia menjadi pemimpin pasar IPO di kawasan Asia Tenggara.
Secara total, Asia Tenggara mencatat 137 IPO dengan dana US$6,5 miliar pada 2022. Angka ini naik bila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya yakni 134 IPO dengan total dana dihimpun senilai US$13,2 miliar.
Sementara Indonesia memperoleh 60 IPO sejumlah US$2,2 miliar. Kemudian, menyusul Thailand dengan 2 IPO sejumlah US$3,1 miliar dan Malaysia dengan 29 IPO sejumlah US$0,7 miliar.
Baca Juga: Volume IPO Global Anjlok 45% di 2022
Selanjutnya, Filipina mencatat 8 IPO sejumlah US$0,5 miliar dan Singapura (8 IPO sejumlah US$40 juta).
"Secara khusus, jumlah IPO skala besar di bursa Asia Tenggara pada tahun 2022 memang lebih sedikit, tetapi dengan kondisi COVID-19 yang kian membaik, aktivitas IPO yang besar diharapkan dapat kembali di tahun ini," demikian dikutip dari laporan EY, Jumat (13/1/2023).
Sementara itu, pasar IPO Asia-Pasifik dengan 845 IPO dan total perolehan sebesar US$120,6 miliar terdampak paling ringan dari penurunan ekonomi global dan ketegangan geopolitik, menyumbang 63% dari penawaran dan 67% dari perolehan dana global di 2022. Cina kemungkinan akan mencetak rekor lain dalam peningkatan modal tahunan tertinggi pada penutupan tahun.
Berbeda dengan kondisi Asia-Pasifik, Amerika mencatat aktivitas IPO yang merosot ke posisi terendah sejak terjadinya puncak resesi. Perolehan ini merupakan level terbawah dalam 13 tahun berdasarkan volume, dan dalam 20 tahun berdasarkan nilai karena pasar dipengaruhi oleh volatilitas dan kebijakan yang diambil untuk memerangi inflasi.
Baik untuk jumlah IPO ataupun hasil, keduanya menukik tajam dengan 130 transaksi dengan nilai US$9 miliar, masing-masing turun 76% dan 95% secara tahunan (yoy).
Sebagai catatan, sebagian besar IPO seluruh Amerika (69%) ini terjadi di bursa Amerika Serikat.
Kegiatan IPO di EMEIA juga mengalami penurunan sebesar 53% dan 55% dari segi jumlah dan hasil, dengan 358 pencatatan yang mengumpulkan US$49,9 miliar. Meskipun aktivitas IPO Eropa turun 78% karena gejolak geopolitik, MENA mengalami kenaikan sebesar 115% karena diuntungkan oleh dominasi sektor energi dan aktivitas IPO lainnya yang sudah tercatat, serta inisiatif privatisasi yang diluncurkan oleh pemerintah. EMEIA juga menghasilkan 5 dari 10 IPO teratas tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: