Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tiga Tahun Nggak 'Ngomong', Ceplas-ceplos Megawati ke Jokowi Dinilai Wajar: Sudah Dipikirkan Lama!

        Tiga Tahun Nggak 'Ngomong', Ceplas-ceplos Megawati ke Jokowi Dinilai Wajar: Sudah Dipikirkan Lama! Kredit Foto: Tangkap Layar/YouTube Arsip Nasional RI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pidato panjang yang begitu lepas dari seorang Megawati Soekarnoputri di perayaan HUT PDIP ke-50 mencuri perhatian publik. Tak tanggung-tanggung, seorang Jokowi yang merupakan Presiden pun dianggap dibuat tak berkutik dengan sindiran yang dilontarkan. Sebut saja saat Jokowi “kasihan” tanpa PDIP dan juga soal isu tiga periode.

        Ikut menyoroti hal ini, Pengamat Politik Rocky Gerung menyebut apa yang dilontarkan seorang Megawati bukan hanya ucapan kosong belaka.

        “Pilihan kata Bu Mega itu menyatu dengan alam pikirannya, alam pikirannya menyatu dengan bahasa tubuhnya, bahasa tubuhnya adalah akibat dari sesuatu yang sudah dipikirkan lama oleh Bu Mega,” ujar Rocky melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official yang juga bersama Hersubeno Arief dari Forum News Network (FNN) dikutip Minggu (15/1/23).

        Baca Juga: Telak! Jokowi 'Dihajar' Habis-habisan oleh Megawati saat Pidato HUT PDIP, Rocky Gerung Soroti Wajah Jokowi: Saya Lihat Dia Menunggu...

        Bukannya tanpa alasan, Rocky menyinggung pengakuan Megawati sendiri yang mana sudah tiga tahun lamanya tidak bicara langsung dihadapan kader PDIP yang begitu banyak mengingat adanya pandemi Covid-19.

        “Kan tiga tahun Ibu Mega nggak ngomong, jadi itu jelas tafsirnya begitu,” ungkapnya.

        Rocky juga menyoroti respons bantahan dari pihak PDIP bahwa Megawati “menyerang” Jokowi lewat pidatonya.

        Baca Juga: Diduga Ngotot Kejar Anies Baswedan Soal Formula E, Rocky Gerung Kasih Pesan Nggak Main-main ke Firli Bahuri: Sebelum Dibully, Lebih Baik...

        Padahal menurut Rocky, mau dibantah dengan cara apapun, gestur seorang Megawati dalam menyampaikan pidatonya sulit dibantah.

        Rocky menyebut acara tersebut memang sebagaimana PDIP Sebut sendiri sebagai acara internal, karenanya hal yang wajar apabila Megawati superior dibandingkan seorang Jokowi yang hanya pertugas partai.

        “Itu betul-betul kalimat yang merendahkan. Mau dibantah dengan cara apapun tak bisa dibantah bahasa tubuh Bu Mega dan reaksi mimik Pak Jokowi,” ujar Rocky.

        Bantahan yang disampaikan PDIP menurut Rocky malah menunjukkan adanya tekanan dari pihak lain sehingga perlu adanya ralat atau paling tidak penjelasan.

        Baca Juga: Dua Jam Berpidato, Nama Ganjar Pranowo Tak Sekalipun Terucap: 'Bagi Megawati Dia Bukan Siapa-siapa, Tidak Dianggap!'

        “Sekarang orang mulai menduga-duga kenapa mesti dibantah? Apakah ada tekanan balik dari istana yang merasa tersinggung sehingga Mbak Puan dan tokoh PDIP mesti bantah atau Ibu Mega yang minta bantah? Saya kira Ibu Mega nggak minta dibantah karena nggak mungkin membantah apa yang sudah diucapkan Bu Mega,” jelasnya.

        Karenanya Rocky menduga apa yang dilakukan PDIP adalah untuk meredam kemarahan kubu Jokowi di istana.

        “Yang diterangkan DPP atau Mbak Puan itu hanya memadamkan kemarahan istana supaya tidak bereaksi,” ungkapnya.

        Baca Juga: Telak! Ganjar Pranowo Melampaui Anies Baswedan, Relawan Bangga: Gubernur Kampung Unggul Dibandingkan Gubernur Fasih Bahasa Inggris!

        Padahal menurut Rocky, apa yang disampaikan Megawati tidak ada yang salah mengingat itu adalah acara internal PDIP yang mana jelas Bahwa Jokowi hanyalah seorang petugas Partai di hadapan Megawati.

        "Jadi nggak apa-apa karena Megawati menganggap Jokowi itu kadernya dia, forum kader PDIP kan nggak ada ketua partai diundang, yang membingungkan kenapa dipublish, karena ini forum pertemuan nggak ada undangan di luar kader PDIP ya nggak usah dipublish saja. Begitu dipublish orang justru menganggap karena ini forum internal hanya kader maka Ibu Mega menganggap ‘kalian semua itu kader saya, tidak ada yang namanya presiden di sini’,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: