Minta Maaf, Cak Nun Ngaku Lagi ‘Kesambet’ Saat Samakan Presiden Jokowi dengan Firaun
Tokoh intelektual muslim Indonesia, Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun akhirnya meminta maaf setelah berhasil membuat geger masyarakat setelah potongan video ceramahnya yang menyamakan Presiden Jokowi sebagai Firaun.
Disela-sela permintaan maafnya Cak Nun juga menyebut kala mengatakan hal tersebut dirinya tengah ‘kesambet’ atau kerasukan.
"Kita harus memahami bahwa hidup kita nomor satu adalah ruh kita, maka kita mulai tahun 2023 aktivasi ruh itu. Dan di puncak aktivasi ruh itu saya sendiri yang diberi ujian oleh Allah," kata Cak Nun di depan para jamaah maiyah.
Baca Juga: Diamuk Satu Indonesia Habis Nyamain Jokowi Sama Firaun, Cak Nun: Itu Bisa Aja Perintah dari Allah...
"Jadi ketika sedang indah-indahnya Maiyah, ketika sedang puncak-puncaknya hidayah Allah menabur ke Maiyah, itu saya sendiri yang keblondrok (terkecoh). Artinya saya dikasih ujian oleh Allah yang luar biasa, meneng-meneng (diam-diam) aku ki ngomong hal Firaun coba. Dan itu saya kesambet," sambungnya.
Cak Nun melanjutkan, ia mengaku sama sekali tak memiliki rencana menyangkut pautkan materi ceramahnya kala itu dengan tokoh Firaun, Haman, maupun Qorun. Semua tiba-tiba keluar begitu saja dari mulutnya tanpa kendali.
"Itu di luar rencana saya dan sama sekali di luar kontrol saya. Maka tadi saya bikin video sama Sabrang (putra Cak Nun), judulnya Mbah Nun Kesambet. Tolong dibaca," ujarnya.
Cak Nun tak paham apa yang merasuk ke dirinya waktu itu. Baginya, itu bisa saja iblis, malaikat, atau merupakan bentuk campur tangan Allah.
Baca Juga: Ceramah 'Jokowi Firaun' Bawa Petaka, Cak Nun Ngaku Menyesal: Saya Disidang Sama Keluarga!
Menanggapi pernyataan Cak Nun tersebut, ahli hukum tata negara, Refly Harun menyebut apa yang dilakukan Cak Nun sudah betul dan tak perlu dipermasalahkan lagi.
“Kalau saya ya, orang minta maaf tuh nggak ada masalah. Soal dia bener dan salah itu itu soal adab ya. Cak Nun merasa bahwa dia mengajarkan sesuatu kalau misalnya mau menilai jangan menilai siapa tapi menilai apa,” kata dia melansir dari youtube channelnya, Rabu (18/01/22).
“Nah apa itu tidak dilekatkan pada orangnya tapi dilekatkan pada perbuatannya, perilakunya, tingkah lakunya tapi kepada siapa,” tambahnya.
“Nah itu agak beda, misalnya orang mengatakan Rafli Qarun misalnya ya itu antara apa dan siapa. Sebagai manusia dia meminta maaf karena telah mengeluarkan kata-kata itu, tetapi persoalannya adalah kata-kata itu dari sumber dari yang negatif atau sumber yang positif ya,” jelasnya.
Refly justru mempertanyakan, jika ‘kesambetnya’ Cak Nun berasal dari hidayah Allah, bukankah ini pertanda kebaikan?
“Jadi dia justru bertanya, kata-kata yang meluncur yang katanya dia kesambet itu hal yang positif atau hal yang negatif?” tanyanya.
“Tapi apapun itu saya kira Maaf itu adalah soal yang baik tradisi untuk meminta maaf kalau ada kesalahan,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty