Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Isu Jadi Penerusnya Anies, Gibran bin Jokowi Disebut-sebut Nantangin Megawati: Mestinya Diam Saja

        Isu Jadi Penerusnya Anies, Gibran bin Jokowi Disebut-sebut Nantangin Megawati: Mestinya Diam Saja Kredit Foto: Suara.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Politik Rocky Gerung menyoroti kabar Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka akan membidik kursi gubernur di Pilkada mendatang.

        Anak dari Joko Widodo alias Jokowi tersebut disinyalir akan membidik kursi yang telah ditinggalkan oleh Anies Baswedan.

        Baca Juga: Wacana Masa Jabatan Direstui Jokowi, Kades Bisa-bisa Ciptakan Dinasti: Jauh dari Kepatutan dan Kewarasan!

        Namun menurut Rocky, hal ini cukuplah berbahaya karena partai yang menaungi politikus tersebut cenderung tidak banyak berkomentar.

        Walaupun memiliki potensi, keburu-buruan Gibran menurut Rocky disebabkan karena pengaruh ayahnya yang kian berkurang jelang Pilpres 2024.

        "Tetapi Gibran dia berpikir, selama ayahnya itu masih punya kekuatan akhir, tentu dia mesti ucapkan itu (siap maju cagub)," ungkap Rocky, dikutip dari kanal YouTube-nya, Senin (23/1/2023).

        "Kalau kita bayangkan Gibran maju tahun 2024 dan masih di era wilayah pengaruh Jokowi sebagai presiden kendati sudah lame duck (bebek lumpuh), itu potensi masih ada. Jadi ada imbas dari kekuasaan bapaknya," lanjutnya.

        Baca Juga: Pandemi Jadi Biang Bengkaknya Utang Era Jokowi, Pendukung Anies: Hanya Pembenaran, Seperti Biasa...

        Menurut Rocky, Gibran sudah menyerap banyak ilmu politik dari Jokowi. Namun Rocky juga mengingatkan bahwa Gibran kemungkinan besar akan berhadapan dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang diduga siap mencalonkan diri di DKI Jakarta pasca masuk Partai Golkar.

        "Kalau Gibran ke Jakarta itu lompatnya terlalu jauh. Masih ada Gubernur Jawa Tengah yang bisa dia jadikan model percontohan kepemimpinan dia," tutur Rocky.

        "Kalau Gibran lompat tinggi, itu artinya nantangin Megawati. Mestinya diam saja. Jadi sekali lagi Gibran diumpankan untuk menguji apakah ketegangan antara Megawati dan Jokowi memanas, meninggi, atau menurun," imbuhnya.

        Baca Juga: Tak Dihadiri Jokowi, Ucapan Megawati Soal Ultahnya Terngiang Lagi: Merasa Sahabatku, Saya Undang...

        Faktor lain yang membuat Gibran nekat membidik DKI Jakarta adalah demi mencari lawan politik. Pasalnya kemungkinan besar Gibran tidak akan mendapat pesaing yang mumpuni di Jateng, kendati PDIP pasti siap memberikan tiket.

        Di sisi lain, rencana politik Gibran juga dinilai membuat Megawati jengkel. Gibran rupanya seperti dianggap memutuskan sendiri tanpa mempertimbangkan peran Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.

        "Tapi tetap mempertimbangkan bahasa tubuh Ibu Mega, (sebab) sekali lagi Megawati tentu masih punya rasa jengkel saja terhadap Istana," terang Rocky.

        "Itu yang terbaca pada statement dari anggota PDIP, 'Ini belum waktunya', ya gimana belum waktunya wong semua orang sudah bersiap mencari kader kok," sambungnya.

        Baca Juga: Perpanjangan Masa Jabatan Kades Kian Disoroti, Jokowi Diwanti-wanti: Korupsi Bisa-bisa Makin Tinggi!

        Pasalnya saat ini Megawati masih menimbang-nimbang nama yang akan dicalonkan PDIP di Pemilihan Presiden 2024, tetapi di sisi lain juga didesak untuk mempersiapkan kader untuk dicalonkan di beberapa wilayah metropolitan seperti DKI Jakarta dan Jateng.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: