Jor-joran Tanggulangi Pandemi, Curhat Sri Mulyani ke Jokowi: Pembiayaannya Setara 2 IKN, Pak!
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan kondisi keuangan Indonesia pada 2020 terpukul akibat pandemi Covid-19. Ia menyebut, anggaran yang digelontorkan untuk menangani kondisi itu setara dengan pembangunan 2 Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Saya sampaikan kepada bapak Presiden, Rp900 triliun pembiayaan meningkat, itu sudah dapat 2 IKN pak. Saya sampaikan kepada bapak Presiden, hanya dalam satu tahun kita meningkat," ujarnya, dalam Rakornas Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2023, di Gedung AA Maramis, Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Baca Juga: Gokil! Sri Mulyani Masuk Deretan 50 Wanita Hebat Asia Versi Forbes 2023
Sri Mulyani menyampaikan pandemi Covid-19 benar-benar mengubah kebijakan fiskal dan pembahasannya sudah sering sekali dibahas oleh pemerintah.
"Amerika Serikat saja defisitnya 10% dari pendapatan domestik bruto (PDB)-nya. Waduh kita khawatir," pungkasnya.
Sri Mulyani mengungkapkan, desain APBN sebelum pandemi, defisitnya hanya 1,76% dari PBD atau sebesar Rp307,2 triliun, dengan kebutuhan pembiayaan Rp741,8 triliun.
Baca Juga: Perangi Stunting, Sri Mulyani Siap Gelontorkan Rp259 Miliar Tahun Ini
"Begitu terpukul pandemi, kita menerapkan Undang-Undang No.2/2020, Perpu No.1/2020, di mana defisit boleh naik," paparnya.
Kemudian, kata Sri Mulyani, pada Juni 2020, aturan tersebut direvisi, yakni defisitnya melonjak hampir tiga kali lipat atau naik menjadi 5,07% dari PDB atau sebesar Rp852,9 triliun.
"Kalau dilihat nominalnya, naiknya lebih dari Rp550 triliun, dan kebutuhan pembiayaan kita melonjak ke Rp1.439,8 triliun. Dua kali lipat. Dan kemudian masih kurang," tuturnya.
Untuk menambal kekurangan itu, pada Agustus 2020, kata Sri Mulyani, pemerintah kembali mengubah aturan menjadi ke Perpres No.72/2020.
Baca Juga: Sri Mulyani Beberkan Empat Level Cobaan sebagai Pengelola Keuangan Negara
Ia menjelaskan, dengan peraturan tersebut, defisitnya melonjak lagi ke 6,34% atau sebesar Rp1.039,2 triliun, yang kenaikannya hampir 2,5 kali lipat dengan kebutuhan pembiayaan mencapai Rp1.645,3 triliun.
Menurut Sri Mulyani, kondisi tersebut bisa terjadi karena saat awal pandemi Covid-19 melanda, pendapatan negara terpukul.
Baca Juga: Di Tengah 'Hantu' Resesi Global, Sri Mulyani Jamin Pemulihan Ekonomi RI Tetap Merata Berkat APBN
Pasalnya, perekonomian rakyat semuanya berhenti, yang berdampak pada merosotnya penerimaan negara sebesar 16%, sementara belanjanya malah naik menjadi 12,4%.
"Jadi kita terpukul di dua tempat, pendapatan turun, belanjanya naik. Itu makanya defisitnya melonjak tinggi sekali menjadi Rp947 triliun," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: