Incar Posisi Eksekutif, Manuver Kaesang Semakin Disoroti: Oversuplai Kekuasaan Keluarga Jokowi
Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Abdul Hakim turut menanggapi keinginan untuk masuk dunia politik dari Kaesang Pangarep.
Dirinya mengatakan tak ada masalah terkait hal tersebut namun menyarankan agar hal tersebut dilakukan pada tahun 2029.
Baca Juga: Terbaca Berminat Ikuti Jejak Jokowi, Manuver Kaesang Disoroti: Dia Akan Dititipkan kepada Oligarki
Menurutnya, hal tersebut demi menghindari persepsi yang tidak diinginkan mengingat Joko Widodo alias Jokowi akan selesai jabatan pada tahun 2024.
"Tentu akan lebih tepat ketika menunggu Pak Jokowi selesai (mengemban jabatan presiden)," ujar Abdul Hakim di Solo, Jawa Tengah, Jumat (27/1).
Abdul Hakim lantas memaparkan alasan dari pandangannya tersebut. Salah satunya adalah pengaruh mantan gubernur tersebut yang masih kuat.
"Memang 2024 Pak Jokowi sudah selesai (masa jabatannya), tetapi kan masih aktif. Beliau saat itu baru saja selesai jadi presiden. Pengaruh politik masih sangat kuat karena rekam jejak sebagai presiden," ucapnya.
Baca Juga: Surya Paloh Tiba-tiba Dipanggil Jokowi, Elite Megawati Mewanti-wanti: Jangan Disalahgunakan...
Abdul Hakim juga menyebut hasil survei sejumlah lembaga independen juga memperlihatkan kepercayaan responden terhadap Presiden sangat tinggi.
Misalnya, survei dari LSI menunjukkan persentase kepercayaan responden terhadap Presiden Joko Widodo mencapai 76 persen.
Melihat angka tersebut, kata dia, artinya Jokowi memiliki pengaruh kuat terhadap politik elektoral di Indonesia.
"Ini pasti akan merembet ke orang-orang dekatnya, termasuk kerabat dekat, anak-anak beliau. Terbukti pada Gibran dan Bobby. Bahkan, Gibran, dilihat satu periode belum selesai, elektabilitasnya di Jateng sudah demikian tinggi," katanya.
Abdul Hakim lantas menyarankan Kaesang sebaiknya masuk ke dalam partai politik terlebih dahulu.
Dia menilai langkah tersebut bermanfaat untuk membentuk pemahaman politik Kaesang.
"Sah-sah saja (masuk partai politik), yang jadi problem ketika Mas Kaesang masuk ke eksekutif atau legislatif, ada oversuplai kekuasaan dari keluarga presiden. Banyak political power di sana," katanya.
"Kalau memegang kekuasaan di legislatif atau eksekutif saya kira itu problematik," kata Abdul Hakim.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: