Bukan Keinginan Sendiri, Terjunnya Kaesang karena Dipaksa Jokowi: Dia Ketagihan Kekuasaan!
Pengamat Politik Rocky Gerung menyorot tajam manuver yang ditunjukkan oleh Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming Raka jelang Pemilu 2024.
Dirinya menilai terdapat misi Joko Widodo alias Jokowi untuk melanggengkan kekuasaannya walau dirinya sudah lengser dari jabatan presiden.
Baca Juga: Pemimpin NasDem Tiba-tiba Dipanggil Jokowi, Kode-kode Reshuffle Diungkit Lagi: Last Minute
Hal ini diungkap oleh dirinya kekita berdiskusi terkait manuver dua anak mantan gubernur tersebut dengan Hersubeno Arief di kanal YouTube Rocky Gerung Official.
"Eksekutif kan orang tahu kamu mau ke Solo, jadi Wali Kota Solo setelah Gibran jadi gubernur, kan begitu. Dan yang menarik, ada bocoran dari Sandiaga Uno, dia dapat bocoran Kaesang mungkin akan gabung ke Gerindra," tutur Hersubeno, dikutip pada Jumat (27/1/2023).
Cerita ini membuat publik kembali berspekulasi, kali ini dikaitkan dengan kunjungan Prabowo ke rumah dinas Gibran di Lojigandrung, Kota Solo.
Bukan hanya itu, Prabowo juga terang-terangan menunjukkan dukungannya untuk rencana Gibran maju calon gubernur, baik di Ibu Kota maupun di Jawa Tengah.
Baca Juga: Jokowi Sudah Lepas Tangan, UU Desa Terkait Jabatan Kades Dapat Gugatan: Itu Bisa Membunuh Demokrasi!
Dengan menohok, akademisi sekaligus filsuf itu menyebut keluarga Jokowi tengah mengalami ketagihan kekuasaan. Hal itu yang melatarbelakangi munculnya minat para anggota keluarga Jokowi untuk merengkuh posisi tertentu di kekuasaan.
"Coba kita lihat latar dari peristiwa-peristiwa ini. Semua itu kalau kita cari highlight-nya, kita akan temukan satu unsur di dalam politik Jokowi, yaitu ketagihan kekuasaan," tegas Rocky.
"Karena ketagihan, maka dipaksa sebetulnya, upaya untuk secara cepat-cepat mengajukan dua nama itu, Gibran dan Kaesang," imbuhnya.
Baca Juga: Terbaca Berminat Ikuti Jejak Jokowi, Manuver Kaesang Disoroti: Dia Akan Dititipkan kepada Oligarki
Rocky lalu mengaitkannya dengan sikap Jokowi di awal masa kekuasaannya dahulu, yakni tidak terlalu mendukung gagasan Gibran dan Kaesang untuk masuk ke dunia politik.
"Lalu orang mulai melihat bahwa tidak mungkin itu terjadi karena Jokowi, kita bisa prediksi dari dulu pertama, dia akan ketagihan kekuasaan," kata Rocky.
Untuk memuluskan ambisinya, maka Jokowi memerlukan peralatan politik. "Sialnya Pak Jokowi tidak mampu menunjukkan kapasitasnya memimpin PDIP misalnya, atau mengambilalih PSI yang sangat mungkin didesain untuk Kaesang atau Gibran pada waktu itu," ujarnya menambahkan.
Menurut Rocky, hal ini tidak lepas dari sikap Jokowi yang dianggap tunduk pada kapitalisme dan oligarki. "Itu yang membuat Jokowi hilang auranya sebagai negarawan atau kepala negara, karena dia hanya dikendalikan," kritik Rocky dengan menohok.
Baca Juga: Surya Paloh Tiba-tiba Dipanggil Jokowi, Elite Megawati Mewanti-wanti: Jangan Disalahgunakan...
Bahkan menurut Rocky, bisa jadi Gibran dan Kaesang nanti akan kembali dititipkan pada oligarki yang sama alih-alih menunjukkan warna politik yang berbeda dari ayahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: