Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lemigas Tawarkan Solusi Diskrepansi Volume Minyak Bumi West Area

        Lemigas Tawarkan Solusi Diskrepansi Volume Minyak Bumi West Area Kredit Foto: Pertamina
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pada sistem transportasi minyak bumi yang menggunakan jaringan pemipaan bersama, hampir selalu ditemukan bahwa total pengukuran volume minyak bumi yang diterima berbeda dibanding total volume minyak bumi yang dikirim.

        Kepala Lemigas Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Ariana Soemanto mengatakan bahwa perbedaan pengukuran minyak bumi yang diterima dan dikirim inilah yang dikenal sebagai diskrepansi. 

        Di samping itu, perubahan konfigurasi pemipaan dan profil volume produksi, serta sistem pengukuran minyak bumi juga dapat mengakibatkan terjadinya perubahan volume diskrepansi.

        Baca Juga: Minyakita Semakin Langka di Pasaran, IKAPPI: Jangan Sampai Ada Pemain!

        "Pada Kajian Verifikasi/Evaluasi Diskrepansi West Area, SKK Migas merekomendasikan BBPMGB LEMIGAS melakukan studi untuk menghitung nilai diskrepansi volume produksi minyak bumi di wilayah West Area, Riau," ujar Ariana dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (30/1/2023). 

        Ariana mengatakan bahwa Lemigas telah melakukan tahapan studi awal, yaitu pengumpulan data baik secara langsung melalui survei dan wawancara maupun secara tidak langsung melalui surat elektronik, dan lain lain.

        Selanjutnya dilakukan observasi dan sampling minyak bumi dan air formasi secara serentak di sembilan Gathering Station (GS), yaitu GS Kotabatak, GS Petapahan, GS Texcal, GS Suram, GS Lindai, GS Kasikan, GS Terantam, GS Osam, dan GS Langgak.

        Sampel minyak bumi dan air formasi tersebut kemudian dianalisis di laboratorium, baik di mini laboratorium yang dirancang tim studi on-site maupun di laboratorium LEMIGAS Jakarta.

        Selain itu, dilakukan pula dynamic and static measurement untuk mengevaluasi kinerja sistem alat ukur.

        "Selanjutnya dikaji aplikasi energy component untuk megevaluasi formula perhitungan minyak. Seluruh data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis, dan dilakukan pula simulasi data. Tahap akhir yang dilakukan, yaitu evaluasi dan pelaporan," ungkapnya. 

        Sementara itu, Ketua Tim Adhoc Pengujian Pengolahan Proses Minyak Bumi, Anda Lucia menerangkan, keluaran hasil studi ini, yaitu analisis penyebab perubahan volume diskrepansi produksi West Area secara teknis dan kuantifikasi volume diskrepansi produksi.

        Selain itu, diperoleh basis volume diskrepansi produksi West Area berdasarkan kondisi operasional saat ini.

        "Lemigas juga memberikan rekomendasi bagi process improvement, mencakup sistem alat ukur, laboratorium, proses sampling, dan analisis minyak bumi, kompetensi personel, dan prosedur penyaluran minyak bumi, untuk semua fasilitas yang dioperasikan oleh para shipper di West Area," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: