Strategi Mengejar Laba, Startup F&B DishServe Ubah Model Bisnisnya
Startup sektor F&B DishServe pada 2 Februari 2023 secara resmi mengumumkan perubahan model bisnis dari model bisnis awal cloud kitchen menjadi bisnis yang berfokus pada otomatisasi operasional restoran, kafe, dan dapur khusus layanan pengiriman (delivery only).
"Dengan perombakan model bisnis ini, DishServe akan fokus untuk membantu dapur yang kurang dimanfaatkan sehingga bisa mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan solusi teknologi milik kami. Ini akan membantu kami mencapai misi kami untuk menjadi penyedia layanan makanan multi-merek, aset ringan, dan makanan berkualitas tinggi di Indonesia," tutur CEO & Co-Founder DishServe Rishabh Singhi dalam pernyataan media pada Kamis (2/2/2023).
Keputusan DishServe mengubah model bisnis diketahui mengacu pada temuan utama seperti memiliki margin minimal karena keuntungan diserap oleh aplikasi pengiriman makanan dan tingginya harga pokok penjualan (COGS) karena skala produksi yang kecil.
Baca Juga: Startup Agritech EdenFarm Indonesia Dapat Dana Segar Terbaru Senilai US$13,5 Juta
Hal ini selaras dengan kendala yang dihadapi oleh bisnis cloud kitchen, seperti perusahaan F&B skala UKM minim melakukan riset dan pengembangan (R&D) pada menu makanan dan tidak kondisten memproduksi kualitas produk F&B karena proses memasak yang manual sehingga mendorong DishServe untuk mengeksplorasi pendekatan strategis baru.
Sejak didirikan pada Desember 2020, DishServe sebelumnya telah mengubah model bisnisnya pada September 2022. Namun dengan adanya pembaruan model bisnis baru, fokus perusahaan saat ini adalah memberikan solusi menyeluruh untuk restoran, kafe, dan dapur khusus pengumuman yang memungkinkan mereka sebagai mitra dapur untuk meningkatkan efisiensi melalui otomatisasi dan meningkatkan pendapatan.
Dengan mengadopsi model bisnis baru, DishServe telah mengembangkan serangkaian inovasi untuk membantu mitra dapur mengoptimalkan penjualan dengan menyediakan solusi satu atap, yaitu mulai dari penyediaan merek, integrasi aplikasi pengiriman makanan, otomatisasi harga dan promosi, rekonsiliasi neraca keuangan, manajemen inventaris, rantai pasokan dan logistik, layanan pelanggan, kode QR, dan lainnya yang tersedia melalui aplikasi.
Perubahan model bisnis pun turut dilakukan dengan ambisi perusahaan untuk mengejar profitabilitas. Saat ini potensi bisnis dapur delivery only sangat besar dengan lebih dari 300.000 kafe dan restoran UKM di Indonesia.
Data internal menunjukkan mitra dapur DishServe yang matang mampu menghasilkan pendapatan tambahan mencapai US$2000 per bulan. Rencananya, DishServe akan menambah 4.000 jaringan mitra dapur pada tahun 2026 untuk mencapai pendapatan tahunan sebesar US$100 juta sekaligus menargetkan laba pada Q3 2023.
Saat ini, DishServe telah membangun sederet merek F&B yang fokus untuk memproduksi makanan berkualitas tinggi dengan meningkatkan akses, harga terjangkau, dan cita rasa enak. Merek DishServe mampu meningkatkan daya jangkau konsumen dengan skema manufaktur massal di pabrik sehingga menurunkan biaya produksi sekaligus mempertahankan kualitas secara konsisten.
Dengan memiliki jaringan hyperlocal di 10 kota di Indonesia, pelanggan akan memiliki akses ke berbagai macam makanan berkualitas tinggi dalam radius 2km yang dikirim melalui jaringan mitra dapur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: