OYO Perkirakan Peningkatan EBITDA Tiga Kali Lipat pada Tahun Buku 2022-2023
Platform akomodasi global OYO baru-baru ini telah mengumumkan penghasilan setelah pajak atau EBITDA pada periode semester kedua tahun buku 2022-2023, di mana OYO memperkirakan perusahaan akan mencatat kenaikan hingga tiga kali lipat atau senilai sekitar US$24 juta dan menandai tahun ini menjadi tahun finansial pertama dengan profitabilitas EBITDA yang disesuaikan.
Pada semester kedua tahun buku 2023, pendapatan OYO diperkirakan akan mencapai angka US$370 juta dengan peningkatan 15% YoY. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, peningkatan bisnis akomodasi perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 75% pada pendapatan bulanan atau Gross Booking Value (GBV) pada tiap patron atau mitra bisnis setiap bulannya.
Seperti di India, GBV tiap akomodasi naik mencapai angka US$4.560 pada Desember 2022, naik sekitar 176% dibandingkan dengan bulan Januari yang hanya mencapai nilai US$1.651.
Baca Juga: OYO Perkuat Portofolionya dengan Tambah Pilihan Akomodasi Segmen Premium
"Pengajuan kepada Security and Exchange Board of Indonesia (SEBI) ini juga menjadi bentuk komitmen OYO dalam memperbarui dokumen penawaran menjadi Draft Red Herring Prospectus (DRHP) yang telah mencatat laba bersih semester pertama sebesar US$8,3 juta. Kenaikan laba bersih ini diperoleh dari pengurangan biaya seperti efisiensi operasional serta pertumbuhan pada bisnis perhotelan dan profitabilitas operasional yang berkelanjutan. Margin laba kotor juga diperkirakan akan tetap stabil di angka 41% pada tahun buku 2022-2023," tulis perusahaan seperti dikutip dari finansial rilis pada Kamis (2/2/2023).
Founder & Group CEO OYO Ritesh Agarwal dalam sebuah cuitan di Twitter baru-baru mengatakan bahwa di India, OYO dalam kurun waktu lima tahun terakhir telah mencatat rekor 450 ribu lebih pesanan pada momentum tahun baru dengan pemesanan terbanyak per properti dan per hari.
Terkait ini, perusahaan memperkirakan GBV pada tahun buku 2023 akan naik sebanyak 23% YoY atau mencapai lebih dari US$1.315 juta dengan kontribusi tertinggi dari bisnis akomodasi.
Untuk membantu peningkatan 15% jumlah properti pada semester kedua tahun buku 2023, OYO berupaya menambah jumlah tim Business Development yang akan dikombinasikan dengan kecanggihan teknologi seperti OYO360.
Namun, tentu hal ini mungkin tidak dirasakan pada bisnis OYO Vacations Homes yang menunjukkan penurunan hingga 8% pendapatan bulanan per properti karena adanya gejolak dan implikasi geopolitik di pasar Eropa.
Berdasarkan data terakhir dari semester pertama tahun buku 2023, biaya operasional OYO secara keseluruhan akan berkurang sebanyak 13% karena biaya karyawan dan pembayaran berbasis saham menjadi komponen biaya paling besar yaitu 18% dari total pendapatan, dilanjutkan dengan biaya pemasaran sebesar 14%, dan boaya administrasi dan umum sebesar 7%.
Pembaruan yang diumumkan pada momen townhall baru-baru juga menunjukkan bahwa OYO telah mengambil langkah penghematan biaya serta menjaga arus keuangan yang di sehat pada tahun mendatang.
Melihat laporan IPO terbarunya, OYO menyatakan akan mengajukan kembali permohonan pencatatan saham publik atau DRHP kepada regulator pasar saham SEBI pada pertengahan bulan Februari 2023.
Tidak hanya itu, OYO juga mengindikasi bahwa proses pengajuan ulang dokumen komprehensif akan memakan waktu dua sampai tiga bulan. Tecatat, pengajuan terakhir yang dilakukan OYO adalah laporan keuangan yang diperbarui pada semester pertama tahun buku 2022-2023.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: