Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menko Airlangga Siapkan RI Jadi 'Global Key Player' Hilirisasi Berbasis Komoditas

        Menko Airlangga Siapkan RI Jadi 'Global Key Player' Hilirisasi Berbasis Komoditas Kredit Foto: Warta Ekonomi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, sebagai salah negara di dunia dengan potensi sumber daya alam yang tinggi, pemerintah bertekad menjadikan Indonesia sebagai Global Key Player industri hilirisasi berbasis komoditas.

        Airlangga mengatakan, dalam industri hilirisasi komoditas, pemerintah bakal fokus pada tiga kelompok, yakni industri berbasis agro seperti oleokimia; industri berbasis bahan tambang mineral seperti smelter mineral dan logam; serta industri berbasis migas dan batu bara seperti proyek coal to methanol.

        Baca Juga: Bertemu Pemerintah Inggris, Menko Airlangga Pamerkan Besarnya Potensi Ekonomi Indonesia di ASEAN

        "Pemerintah juga terus mendorong potensi sumber daya alam. Sebagai contoh, Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia dan arahan Bapak Presiden agar ekspor bahan mentah terus dikurangi dan hilirisasi terus ditingkatkan," kata Airlangga secara virtual dalam Webinar Economic & Business Outlook 2023 yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi, Jumat (3/2/2023).

        Selain itu, Airlangga menuturkan, pemerintah juga tengah gencar menggalakkan hilirisasi komoditas berbasis mineral dan logam unggulan seperti bauksit, timah, dan nikel. "Pemurnian dan pengolahan bauksit menjadi produk akhir aluminium ditargetkan dapat meningkatkan pendapatan nasional dari Rp21 triliun menjadi Rp62 triliun," ungkapnya.

        Airlangga berharap, hilirisasi logam timah juga dapat menghasilkan logam tanah jarang (rare earth) yang merupakan komponen kritikal berbagai teknologi modern masa kini.

        Ia menjelaskan, untuk sektor nikel, setelah hilirisasi fase awal berhasil dengan tumbuhnya smelter pirometalurgi yang memproduksi feronikel dan stainless steel, kini fase kedua dilaksanakan dengan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai electric vehicle.

        "Upaya hilirisasi tentu terus didorong untuk menambah nilai tambah industri. Pemerintah juga menyediakan beberapa hal seperti penyediaan infrastruktur industri, penciptaan lingkungan usaha industri yang kondusif, menerbitkan insentif fiskal, tentu juga mendorong agar SDM-nya bisa mengikuti perkembangan teknologi," tutup Airlangga.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: