Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Gencar Gaungkan Mobil Listrik, Rocky Gerung: Bentar Lagi Itu Sudah Ketinggalan Zaman

        Pemerintah Gencar Gaungkan Mobil Listrik, Rocky Gerung: Bentar Lagi Itu Sudah Ketinggalan Zaman Kredit Foto: Instagram Rocky Gerung Official
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik Rocky Gerung berpendapat penggunaan kendaraan listrik yang sedang gencar digaungkan oleh pemerintah Indonesia saat ini pada faktanya sebentar lagi akan segera ketinggalan zaman.

        Dia menyinggung soal hasil sidang di Davos pada bulan lalu, bahwa siklus kendaraan listrik paling lama hanya bertahan antara 5 atau 10 tahun.

        Baca Juga: Keberanian Modali Industri Mobil Listrik, Jokowi: Kalau Kita Mundur, Jangan Harap Jadi Negara Maju!

        Selain itu, tren di negara lain juga menunjukkan penggunaan mobil listrik bukan lagi menjadi prioritas. Misalnya, anak muda di Eropa enggan menggunakan mobil listrik karena bahan bakarnya tetap berasal dari energi batu bara yang merusak lingkungan.

        Kemudian di Jepang, negara tersebut diam-diam tengah mengembangkan mobil hidrogen guna menciptakan kendaraan yang benar-benar tidak menimbulkan polusi.

        "Jadi, sebetulnya Indonesia masih tertinggal juga, hanya karena mau menggaungkan mobil listrik, padahal mobil listrik itu eranya sebentar lagi mau habis," kata dia, dikutip dari Youtube Forum News Network, Minggu (5/2/2023).

        Baca Juga: Temui Menko Luhut Demi Bahas Detil Soal Insentif Mobil Listrik, ESDM: Uang Rakyat, Harus Hati-hati

        Menurut Rocky, kampanye penggunaan mobil listrik ini lebih kuat unsur politiknya, alih-alih unsur lingkungannya. Sebab, pemasok baterai listrik untuk mobil-mobil tersebut dimiliki oleh sejumlah pihak tertentu.

        "Kalau kita bicara tentang mobil listrik, apakah prinsip mobil listrik itu dihasilkan secara demokratis atau tidak? Kita tahu ini tidak secara demokratis karena ada monopoli suplai energi dan hal-hal lain," pungkas dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: