Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Alasan Kader Keluar dari PPP Nggak Main-main: Mardiono Tidak Mau Loyalis Haji Lulung Ada di Kepengurusan!

        Alasan Kader Keluar dari PPP Nggak Main-main: Mardiono Tidak Mau Loyalis Haji Lulung Ada di Kepengurusan! Kredit Foto: Instagram/Abraham Lunggana
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sejumlah kader Partai Persatuan Pembangunan pilih untuk keluar dari partai berlambang kabah tersebut. Wakil Ketua DPW PPP DKI Jakarta Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK), Riano P Ahmad ikut mengundurkan diri dari PPP. Ia mengikuti jejak para pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) yang dirombak oleh Plt Ketua Umum Mardiono.

        Riano mengatakan, surat pengunduran dirinya sebagai kader sudah dikirim kepada Mardiono 3 Februari lalu. Ia mengaku berat meninggalkan partai lantaran belum lama ini pindah dari PAN dan melepas kursi Anggota DPRD DKI.

        "Ya, sesuai surat itu. Meskipun harus saya katakan sebenarnya ini sangat berat buat saya, dan saya sudah berkorban meninggalkan kursi DPRD DKI," ujar Riano kepada wartawan Senin (6/1/2023).

        Menurut Riano, Mardiono tak menginginkan adanya kelompok pengikut almarhum Abraham Lunggana alias Haji Lulung di kepengurusan DPW PPP DKI. Riano sendiri merupakan salah satunya karena ikut pindah dari PAN kembali ke PPP bersama Haji Lulung dan anaknya, Guruh Tirta Lunggana.

        Baca Juga: Anak Haji Lulung Dicopot dari Jabatan Petinggi PPP DKI, Benarkah karena Dukung Anies Baswedan Jadi Capres?

        Para pengikut Haji Lulung ini merupakan jajaran kepengurusan DPW hingga DPC PPP DKI yang pernah melakukan deklarasi mendukung Anies Baswedan sebagai Capres.

        "Pada akhirnya, saya berkesimpulan bahwa Plt Mardiono tidak mengehendaki orang-orang Haji Lulung berada di dalam kepengurusan DPW PPP DKI. Inilah yang membuat saya akhirnya memutuskan mundur," jelas Riano.

        Ketua Umum Bamus Betawi itu juga merasa kecewa terhadap kebijakan Mardiono yang memecat para ulama dan habaib dari jajaran Majelis Syariah DPW PPP DKI tanpa sebab yang jelas. Mereka yang dipecat ialah KH. Munawir Aseli, KH. Mahfud Asirun, KH. Nursofa Tohir, Habib Idrus Jamalulail, Habib Ahmad bin Hamid Al Aydid, Habib Abdurahman Ahmad Al Habsyi, dan KH. Ibrahim Karim.

        "Mereka semua merupakan ulama besar di Jakarta yang sangat saya hormati. Mereka juga sumber elektoral yang besar untuk PPP Jakarta," tutur Riano.

        "Sebagai Ketum Bamus Betawi saya juga merasa berdosa tidak bisa menjaga ulama-ulama Betawi dipecat dengan cara begitu, tanpa ada komunikasi apapun," katanya menambahkan.

        Selain para ulama dan habaib, Riano juga menyebut putra almarhum Guruh Tirta Lunggana dicopot dari Ketua DPW PPP DKI secara semena-mena.

        "Saya tidak rela adik saya Tirta Lunggana diperlakukan tidak ada adil oleh elite DPP, termasuk juga teman-teman Pengurus Harian DPW PPP DKI yang selama ini sudah bekerja buat partai, tiba-tiba dirombak tanpa pernah diajak bicara," jelasnya.

        Kendati demikian, Riano masih menyanjung sejumlah elit DPP PPP yang dianggapnya masih memberikan dukungan di tengah situasi ini.

        "Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Waketum Pak Arsul, Sekjen PPP Arwani, Pak Amir Uskara, Mas Awiek dan pengurus DPP yang lain, atas dukungannya selama ini," ucapnya.

        "Saya doakan PPP bisa menjadi partai yang lebih baik kedepannya dan tetap menjalin silaturrahmi," tambahnya memungkasi.

        Sebelumnya, Anggota Majelis Pertimbangan DPW PPP Jakarta Maman Firmansyah mengkritik Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP PPP Mardiono yang merombak kepengurusan DPW PPP DKI. Pasalnya, kebijakan ini diambil diduga karena mendukung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pemilu 2024 mendatang.

        DPW PPP DKI sudah pernah menyatakan dukungan ke Anies Baswedan saat Mukercab serentak DPC PPP se-Jakarta di Hotel Paragon Jakarta, pada 25 September 2022 lalu. Ia menilai tidak ada salahnya DPW sekadar menyampaikan rekomendasi.

        Perombakan kepengurusan DPW PPP DKI meliput pencopotan Ketua DPW PPP DKI, Guruh Tirta Lunggana sekaligus anak Almarhum Abraham Lunggana atau Haji Lulung dan pemecatan sejumlah ulama dalam Majelis Syariah DPW PPP DKI

        Baca Juga: Tiada Henti Gangguan Menghampiri Anies Baswedan, Aktivis: Lawan Takut, Istana Sudah Sampai pada Kesimpulan Anies Bakal Menang di Pilpres!

        "Apa yang salah dari rekomendasi itu, sehingga anak Haji Lulung pantas dicopot? Kan DPP belum memutuskan Capres yang mau diusung. Lalu DPP juga juga berungkali membebaskan DPW-DPW untuk memuculkan nama-nama Capres?," ujar Maman kepada wartawan, Senin (22/1/2023).

        Maman juga menyesalkan, Mardiono tidak sedikitpun mempertimbangkan pengorbanan mendiang Haji Lulung, ayahanda Tirta Lunggana yang rela berkorban mundur dari DPR RI yang saat itu diminta mantan Ketum PPP Suharso Monoarfa untuk membantu mengembalikan suara PPP di Jakarta.

        Begitu juga dengan Tirta Lunggana dan Riano P Ahmad yang kemudian juga menyusul mundur sebagai anggota DPRD DKI Jakarta untuk mengembalikan suara PPP Jakarta.

        Maman mengaku khawatir, karena berdasarkan pengalaman pemilu 2019 saat PPP kehilangan banyak kursi di DPRD DKI akan kembali terulang di Pemilu 2024 mendatang akibat konflik dan perpecahan di internal pengurus PPP.

        “Kita ini kembali ke PPP untuk mendukung Haji Lulung. Dia berkorban sampai mundur dari DPR RI, Bahkan Tirta dan Riano juga mundur dari anggota DPRD untuk membantu PPP mengembalikan suara. Dan saya bagian tak terpisahkan dari itu, kebetulan saya dua periode di Dapil yang sama,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: