Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berambisi Jadi Next Jokowi, Sulitnya Tantangan Buat Anies Baswedan Bukan Main: Matinya Demokrasi

        Berambisi Jadi Next Jokowi, Sulitnya Tantangan Buat Anies Baswedan Bukan Main: Matinya Demokrasi Kredit Foto: Antara/Arnas Padda
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Peneliti Pusat Riset Politik-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menyoroti langkah terjal yang harus dilalui Anies Baswedan jelang Pilpres 2024.

        Dirinya mengatakan hal tersebut kemungkinan besar akan terjadi bahkan jika mantan menteri pendidikan tersebut sukses menjadi seorang presiden.

        Baca Juga: Pengamat: Khofifah Jadi Sosok Paling Tepat untuk Dampingi Anies di Pilpres 2024

        Menurutnya, berbagai upaya penjegalan terhadap elit politik tersebut bersumber bukan dari penguasa, melainkan mulai tergerusnya demokrasi dalam hati masyarakat Indonesia.

        Ia berkaca pada negara dengan demokrasi yang kuat, sosok potensial pemimpin seharusnya tak perlu mendapatkan gangguan seperti yang terjadi pada Anies.

        "Orang berbeda pendapat itu biasa, semakin tangguh pertarungan itu semakin dinikmati sebagai bentuk pengejawantahan adanya komitmen bersama untuk membangun kebaikan bagi bangsa dan negara," ujar Firman dalam diskusi 'Indonesia Leaders Talk' yang dikutip Ahad (5/2/2023).

        Gangguan yang terjadi pada Anies dan partai politik pendukungnya, mengingatkannya pada buku How Democracies Die. Mengutip buku tersebut, demokrasi mati kalau perbedaan dianggap sebagai momok dan bencana.

        Baca Juga: Timses Akui Anies Baswedan Punya Utang ke Sandiaga Uno: Tapi Kalau Pilkadanya Menang, Utang Piutangnya Selesai

        Demokrasi juga akan semakin lemah jika mereka yang berkuasa menggunakan seluruh perangkatnya untuk membunuh kalangan yang berseberangan. Ia berharap hal tersebut tak terjadi di Indonesia, dengan menganggap perbedaan dipandang sebagai bagian demokrasi yang harus dipelihara.

        "Ini sebetulnya akar dari mengapa gangguan-gangguan itu demikian besar, demikian terasa, kadang juga demikian kekanak-kanakan. Karena memang kesadaran demokrasi yang belum kuat atau lemah di Indonesia saat ini, yang sayangnya tidak hanya di level masyarakat, tapi juga di level elite," ujar Firman.

        Baca Juga: Anies Baswedan Perlu Segera Melakukan Hal Ini agar Internal Koalisi Tidak Lagi Gaduh, Simak!

        Tantangan akan dihadapi Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS yang sudah menyatakan dukungan kepada Anies. Mereka akan menghadapi suatu kelompok yang mengupayakan terbangunnya sistem politik pascareformasi.

        Inti dari sistem politik pasca reformasi adalah post-democracy, yang terindikasi dari semakin turunnya indek demokrasi. Budaya politiknya permisif atau terbuka terhadap keinginan kekuasaan, yang seakan menjadikan perangkat pemerintahan sebagai alat menjegal lawan politiknya.

        Baca Juga: Dibongkar Langsung Waketum Golkar Soal Utang Rp50 Miliar, Timses Anies Jujur: Memang Pak Anies Tidak Punya Uang

        "Inilah tantangan yang dihadapi oleh Koalisi Perubahan saat ini, karena sedang tumbuh dan juga kalau menang pun, kekuatan yang sedang tumbuh ini tidak segera diredam, ini akan menjadi pekerjaan rumah," ujar Firman.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: