Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kabarnya Demi Bersatunya Bangsa, Manuver Prabowo Gabung Kabinet Jokowi Diungkit Lagi: Alasan, Dulu Megawati...

        Kabarnya Demi Bersatunya Bangsa, Manuver Prabowo Gabung Kabinet Jokowi Diungkit Lagi: Alasan, Dulu Megawati... Kredit Foto: Twitter/Tifatul Sembiring
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politikus Partai Keadilan Sejahtera, Tifatul Sembiring membongkar bagaimana pengorbanannya dalam mendukung Prabowo Subianto di masa lalu.

        Dirinya mengaku sudah keluar keringat serta dana yang besar untuk mengenalkan menteri pertahanan tersebut kepada masyarakat pada tahun 2014 dan 2019.

        Baca Juga: Ungkit Soal Pengkhianatan, Prabowo Sorot Tajam Kader Gerindra: Politik Itu Bukan Mencela Apalagi Menipu!

        Bahkan menurutnya, dirinya mengkampanyekan Prabowo agar bisa menjadi presiden dalam tujuh provinsi di Indonesia.

        "Soal mengampanyekan pak Prabowo, ketika running capres tahun 2014 dan 2019, saya turun ke 7 provinsi. Keluar keringat dan keluar dana yang besar. Menggalang kader dan ummat. Bukan kaleng2. Saat itu sang “oknum” yg ajak debat ini belum lahir sebagai politisi," ujar Tifatul dalam kicuan di Twitter-nya, Senin (6/2/2022), membalas pernyataan politikus Partai Gerindra Andre Rosiade.

        Tapi untuk saat ini, jelas Tifatul, ia benar-benar tak mau lagi dukung Prabowo. Baginya sudah cukup apa yang telah ia berikan. 

        "Tapi bagi saya sekarang, suruh dukung pak Prabowo lagi, ya ogah. Bagi saya beliau sudah “enough is enough”. Cukup. Itu hak pendapat pribadi saya. Kebebasan memilih dan berpendapat. Yang lain mau dukung, silakan," jelasnya. 

        Baca Juga: Muncul Sinyal Dinasti Politik Keluarga Jokowi, Rizal Ramli: Etika Rendah, Rasa Malu Nyaris Nol!

        Soal Prabowo yang bergabung dengan Pemerintahan Jokowi, menurut Tifatul itu merupakan hak beliau. Tapi soal moral politik, menurutnya, ada pendukung yang menilai tindakan itu negatif. "Jangan dilarang juga. Demokrasi itu biasa berbeda pendapat."

        Kemudian, lanjut Tifatul, ada petinggi sebuah partai yang mengatakan Prabowo bersedia bergabung menjadi menteri pak Jokowi untuk menjaga persatuan bangsa. "Silakan saja berkilah," kata Tifatul.

        Baca Juga: Efisiensi Soal Kompensasi Energi, Pertamina Puji Manuver Pemerintah Jokowi: Bayar Lebih Cepat, Kami Makin Kuat

        "Dulupun ibu Megawati kalah pilpres dengan pak SBY, beliau legowo, dan tidak jadi menteri SBY, aman2 aja kok. Pak Wiranto kalah dengan pak SBY, beliau tidak gabung jadi menteri pak SBY, aman2 aja kok. Allesan….

        Baca Juga: Muncul Sinyal Dinasti Politik Keluarga Jokowi, Rizal Ramli: Etika Rendah, Rasa Malu Nyaris Nol!

        Karena itu, menurut Tifatul, biarkanlah masing-masing partai bebas mengajukan calonnya. Ia mengimbau berkompetisi dalam Pemilu secara Luber dan Jurdil. "Nggak apa2 banyak calon, asalkan rakyat puas dengan pilihannya. Jangan di larang2."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: