Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anak Buah Prabowo Nggak Ada yang Berani Buka Isi Klaim Perjanjian dan Utang Anies Baswedan, Disebut Sengaja Dibiarkan Menggantung, Ada Apa?

        Anak Buah Prabowo Nggak Ada yang Berani Buka Isi Klaim Perjanjian dan Utang Anies Baswedan, Disebut Sengaja Dibiarkan Menggantung, Ada Apa? Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi/
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Publik dihebohkan dengan manuver elite Gerindra yang mendadak menyerang Anies Baswedan menggunakan klaim perjanjian-utang. Anies dituding punya perjanjian kepada Prabowo yang diduga soal pilpres dan Anies disudutkan dengan klaim utang 50 Miliar ke Sandiaga.

        Hal ini disoroti oleh Wartawan Senior dari Forum News Network (FNN) Hersubeno Arief (Hersu) yang mengungkapkan dilihat dari sudut pandang politik, Gerindra memang sengaja melempar isu yang buram ke publik untuk menyudutkan nama Anies Baswedan dan dibiarkan tanpa penjelasan oleh mereka

        Baca Juga: 'Nggak Terima' Esemka Kebanggaan Jokowi Disebut Full Buatan China, Rocky Gerang Blak-blakan: Angin Ban Mobilnya Asli Indonesia!

        “Soal ini tampaknya karena saya lihat lebih pada komoditi politik akan dibiarkan menggantung tanpa penjelasan,” ujar Hersu melalui kanal Youtube Hersubeno Point, dikutip Selasa (7/2/23).

        Hal itu Hersu ungkapkan berdasar pada sikap dan alasan yang Sandiaga Uno atau elite Gerindra lain yang enggan membuka dokumen atau data yang dimaksud.

        Baca Juga: Prabowo Subianto Disebut Berada di Ambang Pintu Kekalahan Menyakitkan Gegara Anies Baswedan Jadi Kandidat Kuat di Pilpres 2024

        Padahal menurut Hersu, membuka hal tersebut seterang-terangnya ke publik bisa menjawab kesimpangsiuran yang terlanjur beredar di publik.

        “Kalau soal utang piutang ini agak Aneh komentar Sandiaga Uno yang menyatakan belum baca beritanya jadi tidak bisa mengeluarkan statement, kan dia yang mengeluarkan duit utang-piutang,” jelasnya.

        “Soalnya sangat mudah, yang buat draft, yang tanda tangan, yang memberi dan diberi utang itu masih ada semua, dokumen perjanjiannya masih disimpan dengan baik,” tambahnya.

        Dengan kondisi seperti itu, maka menurut Hersu harusnya kubu Gerindra sebagai pihak yang terlebih dahulu melempar bola panas harusnya membuka seterang-terangnya ke publik.

        Adapun jika benar Anies punya utang maka harus diselesaikan, pun dengan perjanjian yang mana komitmen Anies akan diuji.

        “Sebenarnya soal ini sangat gampang, bisa dibuka langsung saja ke publik kemudian semuanya jadi jelas. Kalau ada perjanjian harus dipenuhi, kalau Anies tidak penuhi komitmennya ya kita bisa menilai, begitu juga soal utang piutang,” jelasnya.

        Baca Juga: Prabowo Cs Disarankan Jangan Cari Gara-gara ke Anies Baswedan Soal Klaim Utang-Perjanjian, Janji Masa Lalu Diungkit: Timbul dan Tenggelam...

        Pihak Anies Baswedan melalui perwakilan Koalisi Perubahan, Sudirman Said telah angkat suara bahwa memang ada soal utang tersebut, namun dalam klausul yang disepakati ada ketentuan jika Anies-Sandi menang di Pilkada DKI 2017 maka utang tersebut selesai dianggap sebagai dana perjuangan bersama.

        Hal ini kembali ditekankan oleh Pendiri KedaiKOPI Henri Satrio (Hensat) yang ditunjuk Anies untuk menjelaskan mengenai masalah utang yang diributkan.

        Baca Juga: Lawan Auto Ketar-ketir! Eks Elite KPK Ngaku Sudah 'Mengintai' Sosok Anies Baswedan Sejak Lama: Orang Ini Pasti Akan Jadi Presiden!

        “Saat ini perjanjian itu (Anies-Sandiaga, Red) sudah selesai. Jadi bukan lunas bahasanya, tapi memang sudah selesai perjanjiannya,” kata Hendri, saat menggelar jumpa pers, Selasa (7/2/2023).

        “Ini sebenarnya budaya baru dalam kontestasi pilkada. Biasanya kan kalau menang gue balikin ya. Kalau kalah kita rugi bareng-bareng. Tapi Anies tidak,” kata Hendri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: