Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Banyak Startup Bertumbangan, Mandiri Capital Indonesia: Itu Hanya Normalisasi

        Banyak Startup Bertumbangan, Mandiri Capital Indonesia: Itu Hanya Normalisasi Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kabar goyangnya dunia startup Indonesia menjadi sorotan publik belakangan ini. Nama-nama besar, seperti Shopee, GoTo, atau Ruangguru dilaporkan melakukan layoff terhadap karyawannya. Ada pula startup yang gulung tikar dan berhenti beroperasi sama sekali. Dalam menyikapi hal ini, PT Mandiri Capital Indonesia Tbk (MCI) selaku perusahaan ventura punya pandangannya sendiri.

        Direktur Keuangan MCI, Rino Bernando, mengungkapkan bahwa fenomena bergugurannya startup di Indonesia adalah bentuk normalisasi. Sama seperti perekonomian yang mempunyai siklus naik-turun, startup dan venture capital pun demikian. Dengan kata lain, fenomena tersebut adalah bentuk seleksi alam untuk melihat startup mana yang bisa bertahan di tengah tekanan.

        Baca Juga: Sepanjang Tahun 2022, Kinerja Saham Bank Mandiri Melejit 41,3%

        “Ketika tren startup sedang mencapai puncaknya, ada beberapa perusahaan yang mengalami overvalue. Fintech yang terdampak paling besar mengingat valuasi mereka tumbuh tinggi, tapi jatuhnya paling dalam,” jelas Rino dalam acara MCI 2023 Outlook, Jakarta, Rabu, 8 Februari 2023.

        Di masa sulit yang sedang dihadapi startup ini, banyak perusahaan memutuskan untuk melakukan reformasi dan revitalisasi supaya operasional tetap berjalan. Selain itu, pemberlakuan cost efficiency, salah satunya dengan mengurangi jumlah karyawan (layoff) juga menjadi salah satu pilihan supaya startup bisa bertahan di tengah krisis dan rencana bisnis tetap dapat berjalan. 

        Baca Juga: Cetak Rekor Tertinggi, Total Aset Bank Mandiri Tembus Rp1.992,6 Triliun!

        Ketika menghadapi masa sulit tersebut, MCI mempunyai strateginya sendiri. Supaya portofolio alias perusahaan yang mereka danai tetap pada jalurnya, Rino menyebut ada tiga strategi yang diterapkan, yaitu meninjau risiko investasi, membantu pengembangan bisnis, dan mendukung tata kelola perusahaan.

        Dalam hal meninjau risiko investasi, sebelum MCI memberikan modal, mereka menganalisis risiko dan mitigasinya terlebih dahulu. Setelah investasi diberikan pun, MCI tetap memonitor performa investees

        Baca Juga: Dorong Bisnis Kartu Kredit, Bank Mandiri Gandeng JNTO Gelar Japan Travel Fair 2023

        Mengenai pengembangan bisnis, MCI turut memberikan potensi sinergi dengan Mandiri Group dan BUMN juga membantu proses fund raising. Dengan kata lain, MCI tidak hanya memberikan modal lalu lepas tangan tetapi juga membantu perusahaan tersebut bertumbuh secara sehat.

        Perihal mendukung tata kelola perusahaan, MCI menempatkan advisor untuk pengawasan dan memastikan perusahaan patuh terhadap aturan dan regulasi. Selain itu, pelaporan yang terstruktur dari perusahaan yang diberikan modal bisa memberikan insights yang lebih baik dalam hal pemetaan performa startup.

        Baca Juga: Lakukan Stock Split, Apa Tujuan Bank Mandiri?

        “Kami juga memberikan sistem peringatan dini untuk MCI dalam hal meningkatkan peranan portfolio management di masa normalisasi ini. MCI menambahkan variabel yang kira-kira bisa memberikan early warning. Katakanlah suatu startup mengalami negative growth dalam beberapa kuartal berturut-turut. MCI harus melakukan sesuatu, entah melakukan corporate action atau membantu bisnis perusahaan berkembang,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
        Editor: Yohanna Valerie Immanuella

        Bagikan Artikel: