Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Generasi Muda Mulai Pertimbangkan 5P dalam Memilih Pekerjaan

        Generasi Muda Mulai Pertimbangkan 5P dalam Memilih Pekerjaan Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berbisnis dengan cara konvensional yang hanya berorientasi pada profit, tidak lagi dipandang sebagai cara terbaik dalam berbisnis. Diperlukan keseimbangan untuk mencapai profit sambil menjaga kelestarian lingkungan atau sosial. Hal inilah yang menjadi landasan pentingnya Sustainable Entrepreneurship.

        Sustainable Entrepreneurship merupakan sebuah paradigma baru, dimana bisnis memiliki tujuan tidak hanya untuk menciptakan solusi pasar yang viable, melainkan juga bertindak sebagai agent of change dalam hal pembangunan berkelanjutan (Farny & Binder, 2021).

        Untuk menciptakan dunia bisnis yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan, pemerintah mendorong semua stakeholder untuk turut bergerak dalam menyelesaikan isu-isu yang berkaitan dengan SDGs.

        Berdasarkan laporan Platform Usaha Sosial (PLUS) di tahun 2018, jumlah pelaku social entrepreneurship di Indonesia diestimasikan sebanyak 342.000 entitas. Angel Investor Network Indonesia (ANGIN) juga turut melaporkan bahwa jumlah modal pada investasi yang berdampak (impact investment) tumbuh hingga 400% selama kurun waktu 2013-2020.

        Hal ini menggambarkan bahwa terdapat potensi pengembangan sustainable entrepreneurship di Indonesia dalam rangka penyelesaiannya permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan.

        Sementara itu, work for impact diyakini akan menjadi mainstream di masa depan. Karena itu saat ini semakin banyak generasi muda yang bercita-cita untuk memiliki pekerjaan yang mempunyai tujuan dan dampak positif (work for impact), dengan mempertimbangkan 5P; people, planet, prosperity, peace dan partnerships. 

        Mempertimbangkan berbagai hal di atas, PPM Manajemen lewat PPM School of Management mengadakan diskusi sharing session dalam rangka meningkatkan kesadaran dunia usaha tentang pentingnya penerapan prinsip keberlanjutan di dalam menjalankan bisnis. 

        PPM School of Management juga berupaya mendorong para mahasiswa untuk memiliki kreativitas dan kemampuan yang dapat menumbuhkembangkan social innovation atau inisiatif-inisiatif sustainability, baik sebagai pengusaha-pengusaha yang berorientasi pada sustainability maupun sebagai entrepreneur.

        Sesuai dengan filosofi jalan daun, PPM Manajemen memiliki visi untuk dapat tumbuh bersama dengan mitra agar dapat berdampak positif bagi masyarakat dan negara.

        Oleh karena itu, kita perlu membuka mata bahwa masih banyak permasalahan sosial dan lingkungan yang terjadi di masyarakat. Bersama-sama, kita dapat mengatasi masalah ini yang juga sejalan dengan arahan pemerintah untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

        Social Entrepreneurship Lecturer Core Faculty PPM School of Management Anggun Pesona Intan, menjelaskan, pihaknya menggelar kegiatan sharing session Sustainable Entrepreneurship dalam Rangka Pencapaian SDGs, merupakan rangkaian agenda dua minggu bersama dengan Dr. Teresa Chaline dari Fulbright Specialist Senior Lecture in Social Enterpreneurship Yale University (e-Minef).

        “Di sini yang mana tujuannnya untuk membantu kami di PPM, menggali terkait kurikulum social enterpreneurship dan juga Sustainable Deveopment Goals (SDGs) sustainability. Hari ini adalah seminar bertujuan untuk semakin memberikan awareness, bahwa memang yang namanya sustainability terutama untuk mencapai SDGs itu sudah dilakukan dari lama dan harus menjadi perhatian, terutama dari kami sebagai hire education,” papar Anggun. 

        “Kami berfungsi untuk mencetak agen-agen perubahan ketika nanti mereka sudah keluar dan berkarya untuk bisa juga care  dengan masalah sustainability. Ini juga akan dipublikasikan, sebagai memberikan saran kebijakan, bukan hanya kepada pemerintah tetapi juga kepada pelaku usaha,” lanjutnya.

        Bryan Tilaar sebagai Presdir Martina Berto Group, sekaligus Anggota Pengurus Yayasan PPM membagikan bagaimana nilai-nilai sustainability dapat diselaraskan di dalam bisnis, dimana bisnis tetap profitable namun juga tetap berdampak; contohnya di dalam program-program pemberdayaan wanita dan program Kampoeng Djamu Organik. 

        Dani Wildan sebagai Senior VP Head of Social Entrepreneur and Incubation BRI yang juga menjadi pembicara menyampaikan, bagaimana lewat program Kampung Brilian, BRI berupaya memberdayakan ekonomi desa lewat pembinaan desa baik secara online maupun offline.

        Dr. Teresa Chahine dari Yale School of Management memaparkan bagaimana isu sustainability mempengaruhi keputusan berinvestasi (impact investment) dan bagaimana munculnya beberapa social enterprise di seluruh dunia.

        Beliau menyimpulkan bahwa karena dunia bisnis dan masyarakat semakin menyatu, kita tidak mungkin lagi mengambil pendekatan 100% sosial ataupun 100% profit-oriented. Maka dari itu, diperlukan kolaborasi yang lebih banyak lagi antar stakeholders agar memudahkan terciptanya social innovation yang berdampak.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: