Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia Jeblok, Novel Baswedan Soroti Anggota Legislatif Pendukung Firli Bahuri Cs, Simak!

        Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia Jeblok, Novel Baswedan Soroti Anggota Legislatif Pendukung Firli Bahuri Cs, Simak! Kredit Foto: Twitter/Novel Baswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia mendapat sorotan tajam setelah mendapatkan angka ayang jeblok soal Corruption Preception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK).

        Mengenai hal ini, Novel Baswedan melempar kritik tajam terhadap pimpinan KPK setelah lembaga antirasuah itu mendapat penilaian buruk pada IPK.

        Novel meyakini penyebab anjlok skor IPK itu karena revisi Undang-Undang KPK pada 2019 dan perilaku pimpinan KPK yang serampangan. Kritik tajam iti disampaikan Novel lewat akun Twitter pribadinya, @nazaqistsha.

        "Faktor terbesar IPK (Indeks Persepsi Korupsi) Indonesia terjun bebas karena Revisi Undang-Undang KPK & Pimpinan KPK yang ugal-ugalan," kata Novel dikutip , Rabu (1/2/2023).

        Baca Juga: Anies Baswedan Mohon Siap-siap, Rocky Gerung Blak-blakan Soal Kemungkinan Surya Paloh Kabur: Dia Itu...

        Selain kedua hal itu, eks penyidik senior KPK itu mengatakan, pemicu lainnya yaitu kebijakan pemerintah soal kemudahan berbisnis. Lewa kebijakan itu memudahkan terjadinya tindak pidana korupsi pada perizinan investasi.

        Merujuk pada hasil rilis Transparency International skor CPI Indonesia pada 2022 menjadi 34/100 dari 2021 yang menorehkan angka 38/100. Menurut Novel skor itu juga jauh turun, terlebih dibanding pada 2019 yang sempat menorehkan angka 40/100.

        "Kalau sudah begini ke mana tuh anggota legislatif pendukung Firli Cs?" sindir Novel.

        IPK Anjlok

        Torehan skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pada 2022 yang hanya mempu mencetak angka 34/100 memuat Indonesia berada di posisi 110 dari 180 negara. Di Asing Tenggara, Indonesia menempati peringkat ke enam, berada di atas Thailand dengan skor 36/100 dan Vietnam 42/100. Bahkan berada jauh di bawah Timor Leste yang menempati peringkat ketiga dengan skor 42/100.

        Sementara Malaysia berada di posisi kedua dengan skor 47/100, sedangkan peringkat pertama diraih Singapura dengan skor 83/100.

        Deputi Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia, Wawan Suyatmiko mengatakan angka itu menunjukkan Indonesia sedang mengalami tantang serius dalam pemberantasan korupsi.

        "Dengan hasil ini, Indonesia hanya mampu menaikkan skor CPI sebanyak 2 poin dari skor 32 selama satu dekade terakhir sejak tahun 2012," kata Wawan pada Selasa (31/1/2023) kemarin.

        Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Anies Baswedan Masih Bisa Ditinggal Kabur Surya Paloh, Tapi NasDem Harus Siap Terima Dampaknya, Siap-siap Aja!

        Skor CPI Indonesia itu disebut memperlihatkan respon terhadap praktik korupsi masih cenderung berjalan lambat.

        "Bahkan terus memburuk akibat minimnya dukungan yang nyata dari para pemangku kepentingan," tegasnya.

        Untuk diketahui, rentang skor CPI antara 0-100. Angka 0 menunjukkan CPI yang korup, sementara 100 diartikan bersih dari korupsi. Dinamika skor dan peringkat Indonesia dalam Indeks Persepsi Korupsi menunjukkan bahwa Indonesia masih membutuhkan usaha ekstra dalam melakukan perbaikan menuju Indonesia yang bersih dari korupsi di masa mendatang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: