Ketemu! Inilah Biang Keladi yang Bikin Lambatnya Bantuan PBB Datang ke Suriah
Bantuan gempa dari wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah ke wilayah yang dikuasai oposisi telah tertahan oleh "masalah persetujuan" dengan satu kelompok garis keras.
Dari 3.500 kematian sejauh ini dilaporkan di Suriah, sebagian besar terjadi di barat laut, di wilayah yang sebagian besar dikuasai oleh kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Baca Juga: Pejabat Turki Gelar Operasi Tangkap Ratusan Oknum Pengembang Bangunan
Daerah tersebut hanya mendapat sedikit bantuan karena garis depan dengan pemerintah ditutup dan hanya satu perlintasan perbatasan yang menghubungkannya ke Turki di utara. Pemerintah Suriah pekan lalu mengatakan bersedia mengirim bantuan ke zona utara.
Sumber HTS yang tidak berwenang untuk berbicara dengan media mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok itu tidak akan mengizinkan pengiriman dari bagian Suriah yang dikuasai pemerintah dan bahwa bantuan akan datang dari Turki.
"Kami tidak akan membiarkan rezim memanfaatkan situasi untuk menunjukkan bahwa mereka membantu," kata sumber itu.
Seorang juru bicara kantor bantuan kemanusiaan PBB mengatakan kepada Reuters bahwa ada "masalah dengan persetujuan" oleh kelompok tersebut, yang oleh PBB dan Amerika Serikat diklasifikasikan sebagai organisasi teroris, tanpa memberikan informasi lebih lanjut.
Seorang juru bicara PBB di Damaskus menolak berkomentar selain mengatakan organisasi itu "terus bekerja dengan pihak-pihak terkait untuk memiliki akses ke daerah itu."
"Kami membutuhkan semua akses yang dapat kami miliki, crossline, cross-border, dan kami membutuhkan lebih banyak sumber daya," kata utusan PBB untuk Suriah Geir Pedersen, sesampainya di Damasukus, Minggu (12/2/2023).
"Kami tentu saja menjangkau negara-negara bilateral, kami memobilisasi dana, dan kami mencoba untuk memberitahu semua orang (untuk) mengesampingkan politik, ini adalah waktu untuk bersatu di belakang upaya bersama untuk mendukung rakyat Suriah," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: