Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Luncurkan Kartu Tani Digital, Said Didu ke Presiden Jokowi: Gimmick Lagi, Gimmick Terus…

        Luncurkan Kartu Tani Digital, Said Didu ke Presiden Jokowi: Gimmick Lagi, Gimmick Terus… Kredit Foto: Twitter/Said Didu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kebijakan pemerintah soal modernisasi penerapan Kartu Tani dan elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) dinilai sebagai langkah gimmick semata oleh Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu atau Said Didu.

        Said menambahkan, Presiden Jokowi hanya bisa mengeluarkan kartu-kartu saja saat permasalahan sebenarnya tidak bisa diselesaikan melalui kepemilikan kartu.

        “Untuk kartu pupuk, sebenarnya kartu seperti itu sudah ada sejak 2008 kartu. Pemerintah ini sebenarnya lagi bikin masalah kan dengan pengurangan subsidi pupuk,” kata dia melansir dari youtube channel MSD, Selasa (14/02/23).

        Baca Juga: Prabowo Akui Masih Tidak Tahu Siapa yang akan Jadi Wakilnya, Rocky Gerung: Dia Nunggu Presiden Jokowi Ngasih Tahu!

        “Nah, dari awalnya lebih dari 30 komoditas yang disubsidi tahun 2020 sampai 2022 lebih dari 30 komunitas yang disubsidi dengan 9 jenis pupuk yang disubsidi tapi dikurangi,” jelasnya.

        Jadi kata Said, sekarang hanya 9 jenis tanaman yang disubsidi, sektor perikanan sudah tidak ada, perkebunan sudah tinggal perkebunan tebu juga. Dan kemudian tinggal sisa 3 jenis pupuk yang disubsidi saat ini.

        “Tapi yang menariknya adalah disaat yang sama pemerintah bisa memberikan subsidi untuk mobil listrik dan motor listrik,” jata dia.

        “Nah terus sekarang dibikin kartu lagi, meluncurkan kartu lagi. Jadi saya katakan Pak Jokowi sering sekali membikin kebijakan untuk tanda kutip mengelabui permasalahan, menutupi permasalahan,” ungkapnya.

        “Karena kartu adalah upaya menutup permasalahan yang sebenarnya yang terjadi, ya seperti gimmick saja lah,” jelasnya.

        Dan rakyat sudah tahu bahwa kartu tani itu hanya gimmick, tidak ada nilainya. Ia menambahkan, selain gimmick, dirinya agak was-was ada pebisnis kartu di sekitar kekuasaan.

        “Contohnya begini, berapa biaya untuk membuat kartu? itu yang pertama. Yang kedua, kalau kartu itu diisi uang  dan tersisa,” kata dia.

        Baca Juga: Sidang Ijazah Palsu Presiden Jokowi Mencurigakan, Ahmad Khozinudin Pertanyakan Keterangan Ahli Bahasa

        “Anggaplah satu kartu diisi Rp10.000, rata-rata kan nggak mungkin habis kalau pemiliknya 20 juta pemilik kartu. Maka 20 juta tertanam uang Rp10.000 saja satu kartu yang tidak bisa cair lagi kan nggak mungkin lagi beli apapun Rp10.000 itu,” tambahnya. 

        “Maka 20 juta kali 10.000 sama dengan 2 miliar. Nah itu saya takutnya ada pengusaha kartu di sekitar kekuasaannya, sehingga semua sengaja dikartukan gitu loh,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: