Pembiayaan Smelter Freeport Dikuasai Asing, Menteri Bahlil: Kurang Sokongan Bank Nasional
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membeberkan alasan pembangunan smelter untuk tembaga milik Freeport Indonesia di Gresik pembiayaannya dikuasai pihak asing.
"Selama ini (banyak yang) protes, kenapa smelter dari asing semua? Izin usaha pertambangan (IUP) itu sebagian besar punya orang Indonesia, tapi untuk smelter itu sedikit yang punya orang Indonesia," tutur Bahlil, dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (16/2/2023).
Baca Juga: Pembangunan Smelter Masih Lambat, Bahlil Dorong Relaksasi Kredit
Menurut Bahlil, alasan pertama yakni karena perbankan nasional yang belum bersungguh-sungguh mendukung secara penuh pembiayaan pembangunan smelter.
"(Apalagi), pembangunan smelter ini kan nggak bisa dibangun pakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," pungkas Bahlil.
Ia lalu menjelaskan alasan pihak asing mengambil porsi pembiayaan lebih banyak, yakni karena nilai equity dari kredit yang diberikan itu hanya 10%.
"Mereka juga punya teknologi, akhirnya mereka bangun smelter di Indonesia, mengambil bahan baku orang Indonesia, di situ jadi kolaborasi," ungkapnya.
Baca Juga: Dukung Pengembangan Smelter Nikel, Menaker Ida: Industri Ini Serap Tenaga Kerja Tiap Tahun
Sementara, Bahlil mengatakan bank nasional belum dapat memberikan kredit dengan equity yang terjangkau, yakni senilai 40%.
"Nah, karena itu, agar smelter ini juga milik orang Indonesia, makanya harus segera dilakukan relaksasi regulasi di perbankan dan perbankan mau memberikan kredit dengan equity yang terjangkau, jangan equity-nya 40%," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: