Ekonomi Asia Hadapi Risiko Kerusakan Tertinggi Akibat Cuaca Ekstrem dan Perubahan Iklim
The Cross Dependency Initiative (XDI) menyebut pusat-pusat ekonomi di provinsi di seluruh Asia menghadapi risiko kerusakan tertinggi akibat cuaca ekstrem dan perubahan iklim.
CEO XDI Rohan Hamden mengatakan, laporan XDI menunjukkan bahwa empat provinsi di Pulau Jawa yakni Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta, masuk ke dalam peringkat 100 besar global. Jawa Timur menempati peringkat ke-23, Jawa Barat di urutan ke-24, Jawa Tengah di posisi ke-31, sedangkan DKI Jakarta berada di peringkat ke-91.
"Sementara itu, enam provinsi lain di Indonesia yang juga memiliki risiko kerusakan tertinggi secara global adalah Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Banten, dan Aceh," ujar Rohan dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (20/2/2023).
Baca Juga: Mitigasi Perubahan Iklim Dapat Dilakukan Melalui Sektor Transportasi
Adapun XDI mengumpulkan data Risiko Iklim Domestik Bruto dengan membandingkan lebih dari 2.600 provinsi dan negara bagian di seluruh dunia berdasarkan proyeksi model kerusakan bangunan dan properti akibat cuaca ekstrem serta dampak dari perubahan iklim yakni banjir, kebakaran hutan, dan kenaikan permukaan air laut.
Pada tahun 2050, lebih dari setengah dari 200 provinsi yang menempati daftar teratas kerusakan tersebut berada di Asia.
"Temuan dari XDI tentang peringkat Risiko Iklim Domestik Bruto menggarisbawahi pentingnya kerangka kerja investasi yang tahan iklim untuk Asia dan menilai risiko iklim fisik ke dalam rantai pasok," ujarnya.
Lanjutnya, dalam hal skala keseluruhan risiko kerusakan dan dalam hal eskalasi risiko, Asia memiliki kerugian terbesar seiring meningkatnya cuaca ekstrem perubahan iklim.
"Di sisi lain, Asia juga berpotensi mendapat keuntungan terbesar dari pencegahan memburuknya perubahan iklim dan mempercepat investasi ketahanan iklim," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, laporan XDI merupakan analisis risiko iklim fisik pertama yang berfokus secara eksklusif pada daerah pembangunan, membandingkan setiap negara bagian, provinsi, dan teritori di dunia.
Laporan ini sangat penting bagi investor karena infrastruktur yang dibangun secara luas umumnya tumpang tindih dengan tingkat aktivitas ekonomi dan nilai modal yang tinggi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: