Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Megawati Disebut Nyinyir Ibu-ibu Pengajian karena Satu 'Circle' dengan Ketua BPIP, Rekam Jejaknya Dibongkar Habis! Ternyata Oh Ternyata...

        Megawati Disebut Nyinyir Ibu-ibu Pengajian karena Satu 'Circle' dengan Ketua BPIP, Rekam Jejaknya Dibongkar Habis! Ternyata Oh Ternyata... Kredit Foto: Tangkap Layar/YouTube Arsip Nasional RI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Imbas pernyataan Megawati Soekarnoputri soal Ibu-ibu pengajian, kini tempat di mana Megawati beraktivitas yakni Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ikut terseret, hal ini dikaitkan dengan tokoh BPIP lainnya yakni Kepala BPIP Yudian Wahyudi yang pernah buat heboh dengan menyebut agama adalah musuh besar Pancasila.

        Pemerhati Politik dan pegiat media sosial Saeful Zaman mengatakan wajar jika akhirnya Megawati mengucapkan pernyataan demikian mengingat ia berada dalam satu lingkaran bersama Yudian Wahyudi.

        “Pantas saja Megawati tidak suka pengajian karena Yudian Wahyudi di 2020 pernah menyampaikan bahwa musuh terbesar Pancasila adalah agama,” jelas Saeful melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Selasa (21/2/23).

        Baca Juga: Telak! Agar Lancar Ucapkan 'Subhanahu wa ta'ala' dan 'Shallallahu 'alaihi wasallam', Megawati Diminta Rajin-rajin Ikut Pengajian

        Saeful yang mengaku sudah menonton full wawancara Yudian dengan sebuah media terkait pernyataan kontroversial yang diucapkannya menyebut memang jelas Yudian menyebut Agama dalah musuh Pancasila.

        “Saya sudah tonton sekitar 40 menitan, pernyataannya memang jelas bahwa Agama dianggap oleh Yudian Wahyudi adalah musuh Pancasila,” ungkapnya.

        Baca Juga: Soroti Nyinyiran Megawati Soal Ibu-ibu Pengajian, Rocky Gerung: Kalau Soekarno Masih Hidup Dia Bakal Geleng-geleng Kepala Lihat Kader PDIP

        Saeful Zaman mengatakan narasi para elite BPIP tidak bisa dibiarkan karena berbahaya bagi anak-anak bangsa di kemudian hari.

        Sehingga ia menegaskan bahwa narasi yang disampaikan seperti para petinggi BPIP ini tak bisa dibiarkan.

        “Ini sangat kita tentang, tidak bisa dibiarkan. Ini bahaya bagi masa depan anak cucu kita, bagaimana kesadaran beragama mereka nanti ketika terus menerus tergerus dengan ucapan seperti ini,” jelasnya.

        Sebelumnya, Megawati dalam acara Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana' menyoroti soal stunting lalu menyinggung Ibu-ibu pengajian yang dianggapnya kurang mengurusi anak-anak mereka. Meski demikian, dirinya mengaku tidak melarang pengajian.

        "Saya lihat ibu-ibu tuh ya, maaf ya, sekarang kan kayaknya budayanya, beribu maaf, jangan lagi nanti saya di-bully, kenapa toh senang banget ngikut pengajian. Iya lho, maaf beribu maaf," kata Mega di Jakarta, Kamis, 16 Februari 2023.

        "Saya sampai mikir gitu, ini pengajian ki sampai kapan to yo, anakke arep diapake (anaknya mau diapain?)" ujar Ketua Umum PDI Perjuangan ini.

        Baca Juga: Ucapkan Beribu Minta Maaf Sebelum Nyinyir Ibu-ibu Pengajian, Megawati Auto Disemprot: Salah Ya Salah Saja, Jangan Dibenarkan!

        Beberapa tahun lalu, Yudian Wahyudi buat pernyataan kontroversial dengan menyebut Agama adalah musuh Pancaila. Ia berkata demian karena melihat adanya kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

        Baca Juga: Tiada Henti Gangguan Menghampiri Anies Baswedan, Aktivis: Lawan Takut, Istana Sudah Sampai pada Kesimpulan Anies Bakal Menang di Pilpres!

        "Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan," papar Yudian, dikutip dari laman detikcom, Selasa (21/2/23).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: