Hanan Attaki memberikan klarifikasi terkait pengajiannya di Masjid Al-Muttaqien, Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Madura, yang dibubarkan oleh Banser Nahdlatul Ulama (NU) dan warga, Minggu (12/2/2023).
Melalui video bertajuk "DISCLAIMER - Menjawab Keraguan" yang dunggah di kanal YouTube Hanan Attaki, Rabu (15/2/2023), ia menjelaskan bahwa gaya dakwahnya bertujuan untuk menyesuaikan minat anak muda.
"Ketika awal saya pulang dari Mesir, saya dapat amanah dari dosen saya di Al Azhar untuk membuat program dakwah anak muda di Indonesia. Ketika saya pulang ke Indonesia, saya membuat analisa riset tentang seperti apa dakwah ke anak muda yang efektif. Karena waktu itu kenyataannya sebagian anak muda di Indonesia sedang mencari jalan cara lebih dekat kepada Allah," kata dia, dikutip Selasa (21/2/2023).
Dia menggarisbawahi gaya dakwahnya semata-mata bertujuan untuk mengajak anak muda hijrah dan lebih dekat kepada Allah swt.
Adapun dalam unjuk rasa pembubaran pengajiannya, sejumlah hal yang menjadi tuntutan adalah bahwa Hanan Attaki adalah wahabi, Hanan Attaki didukung oleh Yahudi, dan Hanan Attaki menghina Nabi Musa dan Sayyidah Aisyah.
Ia membantah tuduhan kepadanya. Khusus mengenai Aisyah, tuduhan tersebut berangkat dari pernyataannya yang menyebut Aisyah sebagai cewek gaul dan menyinggung berat badan. Warga berpendapat penggunaan cewek gaul merendahkan martabat Aisyah.
"Saya jelaskan cewek dalam bahasa konteks anak muda itu adalah bahasa lain perempuan atau wanita muda. Kemudian gaul, kenapa gaul kesannya identik dengan negatif? Saya tidak setuju dengan kesan itu. Seolah-olah anak muda itu semuanya negatif," papar dia. "Gaul itu nggak selalu negatif."
Menurut dia, penolakan dan tuduhan terhadap dirinya bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, ia pernah mengalami kejadian serupa pada 2017.
"Fitnah ini sudah sempat ramai sejak tahun 2017. Waktu itu saya juga sudah memberikan penjelasan tentang kesalahpahaman yang mengakibatkan fitnah tersebut. Tetapi mungkin karena sudah lama, akhirnya ketika diangkat lagi, dihebohkan lagi. Beberapa dari kita kehilangan referensi penjelasan waktu itu," tutur dia.
Sementara itu, dari sisi banser dan warga yang melakukan penolakan mengaku membubarkan pengajian Hanan Attaki lantaran menilai ajaran dakwahnya tak sesuai dengan kultur Jawa Timur.
Bendahara GP Ansor Jawa Timur M Fawait (Gus Fawait) mengatakan tujuan pengajian adalah agar umat menjadi lebih religius. Maka, bila ada pembicara yang tidak bisa diterima oleh masyarakat banyak di daerah sekitar, sebaiknya tidak memaksakan diri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti