Surya Paloh Bakal Berkunjung ke Markas Partai Demokrat, Tapi SBY Tak Hadir, Masih Cekcok Urusan Cawapres?
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dikabarkan bakal berkunjung ke DPP Partai Demokrat, Rabu (22/2/2023). Paloh dan rombongan bakal disambut Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Namun Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra tidak merespons ketika ditanya mengapa SBY tidak hadir dalam kunjungan Surya Paloh. Hal ini seolah menjadi pertanda bahwa urusan cawapres pendamping Anies Baswedan masih alot.
“Kedua tokoh nasional ini akan membicarakan isu-isu kebangsaan dan kerakyatan terkini, termasuk judicial review sistem pemilu proporsional terbuka, upaya penundaan pemilu, maupun upaya-upaya perubahan dan perbaikan yang harus dilakukan ke depannya,” kata Zaky di Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Kehadiran SBY dalam pertemuan Surya Paloh-AHY menjadi indikator alotnya pembahasan cawapres lantaran Partai Demokrat memiliki aturan bahwa kandidat capres-cawapres diputuskan oleh Majelis Tinggi. Ketentuan ini diatur dalam anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART) partai.
Sementara Zaky mengungkapkan AHY bakal didampingi Sekjen Teuku Riefky, Bendahara Renville Antonio, Waketum Benny K Harman, Wasekjen Renanda Bachtar, Kepala BPOKK Herman Khaeron, dan Ketua Bappilu Andi Arief. Pertemuan direncanakan berlangsung pada pukul 10.00 WIB.
Kendati tidak menyinggung AHY bakal menjadi cawapres, Zaky menyebutkan pertemuan Paloh-AHY turut membahas rencana membentuk kantor Sekretariat Perubahan.
Adapun lambannya deklarasi Koalisi Perubahan gabungan Nasdem, Demokrat dan PKS disebut-sebut lantaran kandidat cawapres masih mengalami tarik-ulur.
“Deklarasi Koalisi Perubahan juga akan menjadi pokok bahasan di antara kedua tokoh ini,” kata dia.
Nasdem, Demokrat dan PKS dipersepsikan belum bersepakat mengenai cawapres sehingga pembentukan koalisi mengalami maju-mundur. Demokrat dianggap mendorong AHY menjadi cawapres sementara Nasdem melirik Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sebagai kandidat.
Pengamat politik Adi Prayitno menilai figur Khofifah bisa menambal kekurangan Anies setidaknya menarik minat kalangan Nahdliyin. Namun pada sisi lain Khofifah nampak condong dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, yang keduanya diketahui kerap mengadakan pertemuan.
“Khofifah dianggap memiliki kekuatan teritori karena menjabat Gubernur Jatim dan dianggap mampu mengkonsolidasikan kalangan Nahdliyin,” kata Adi membeberkan keunggulan Khofifah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty