Elite Politik Bernafsu Hancurkan Nord Stream, Para Ilmuwan Ingatkan Konsekuensi Alam Ini
Rusaknya pipa Nord Stream 1 dan 2 tidak hanya memutus aliran gas alam Rusia ke Eropa Barat. Para ilmuwan mengatakan, aksi itu juga membunuh dan meracuni spesies ikan dan mamalia laut yang terancam punah di Laut Baltik.
Dua pipa Nord Stream 1 dan satu pipa Nord Stream 2 diledakkan pada akhir September 2022, yang disebut Moskow sebagai tindakan terorisme internasional.
"Empat ledakan tersebut mengaduk-aduk dasar laut di sekitarnya, termasuk area yang sebelumnya digunakan untuk membuang limbah beracun," menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Aarhus di Denmark.
"Ini bisa berarti bahwa ikan-ikan yang telah terpapar zat-zat (seperti timbal dan TBT) akan menjadi sakit. Ada beberapa dari mereka yang akan mati, dan ada beberapa dari mereka yang akan mengalami kesulitan untuk bereproduksi," kata Hans Sanderson dari Departemen Ilmu Lingkungan di Aarhus kepada Copenhagen Post pada Senin (27/2/2023).
Para peneliti memperkirakan bahwa seperempat juta ton dasar laut yang terkontaminasi, sebuah area yang "dua kali lebih luas dari pulau Bornholm", mungkin telah teraduk oleh ledakan tersebut.
Hal ini mengancam populasi ikan kod dan lumba-lumba Laut Baltik, yang memiliki tempat berkembang biak di dekatnya.
Ledakan mungkin telah menulikan semua lumba-lumba dalam jarak 50 kilometer dari ledakan, sementara mereka yang berada dalam jarak 4 kilometer "mungkin terbunuh".
"Ini benar-benar tempat terburuk yang bisa dibayangkan. Merupakan sebuah tragedi bahwa hal ini terjadi di sini, di mana alam sudah benar-benar bertekuk lutut," kata Bo Oksnebjerg dari World Wide Fund for Nature (WWF) kepada The Copenhagen Post.
Ia mendesak pemerintah Denmark dan Swedia untuk membuat "rencana laut" untuk melindungi Baltik dari insiden-insiden serupa di masa depan.
Menteri Lingkungan Hidup Denmark Magnus Heunicke berjanji bahwa pemerintah akan "terus memantau dan berbagi informasi dengan negara-negara tetangga kami di sekitar Laut Baltik, sehingga kami memiliki gambaran keseluruhan tentang konsekuensinya dan dapat menindaklanjuti sampai batas yang relevan."
Denmark, Swedia, dan Jerman telah menolak untuk merilis informasi apa pun mengenai investigasi mereka terhadap sabotase Nord Stream, meskipun Rusia telah berulang kali meminta. Minggu lalu, Moskow meminta PBB untuk membuka penyelidikan atas tindakan terorisme internasional.
Awal bulan ini, jurnalis investigasi Amerika Serikat, Seymour Hersh, menerbitkan sebuah artikel yang menyalahkan AS dan Norwegia atas peledakan jaringan pipa tersebut.
Meskipun pemerintah AS menepis klaimnya sebagai "sepenuhnya salah", Presiden Joe Biden telah mengancam Nord Stream 2 pada bulan Januari lalu dan beberapa pejabat Departemen Luar Negeri berbicara dengan penuh persetujuan tentang penghancurannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: